Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepat, Langkah BI Pertahankan Suku Bunga

Kompas.com - 18/03/2015, 19:13 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com - Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop mengatakan langkah Bank Indonesia untuk tetap mempertahankan suku bunga bank sentral (BI Rate) tetap di 7,5 persen, sebagai langkah yang tepat. Pasalnya, angka defisit transaksi berjalan masih tinggi, yakni sekitar 3 persen dari PDB. " Menurut saya keputusan mempertahankan itu bukanlah kejutan. Alasannya adalah apa yang sedang terjadi di faktor risiko eksternal. Jika Anda melihat defisit transaksi berjalan (CAD) itu masih tinggi sekitar 3 persen. Kita lihat juga ada depresiasi dari mata uang rupiah dan menguatnya dollar AS," jelas Ndiame dalam acara Indonesia Economic Quarterly (IEQ) di Jakarta, Rabu (18/3/2015).

Ndiame menambahkan, jika BI Rate turun, hal itu justru akan menyebabkan masalah pada alur portofolio Indonesia. Kemudian, fakta menunjukkan bahwa tingkat inflasi di Indonesia masih tinggi.  Berdasarkan data dari Bank Indonesia hingga Februari 2015, tercatat tingkat inflasi sebesar 6,29 persen.

Lebih lanjut lagi, Ndiame mengatakan pertimbangan selanjutnya adalah kemungkinan suku bunga The Fed (Bank Sentral AS) yang akan naik pada pertengahan tahun ini. Selain itu, menurut dia, jika BI ingin menurunkan suku bunga, hal tersebut harus disertai dengan masuknya permodalan dari investasi demi menjaga defisit transaksi berjalan. "Kami (Bank Dunia) paham bahwa mendorong investasi domestik itu penting, tapi BI dengan pemerintah harus menolong satu sama lain. Karena jika BI akan menurunkan suku bunganya, harus disertai reformasi kebijakan struktural untuk mengurangi defisit transaksi berjalan. Jika, investasi modal sudah datang ke Indonesia dan stabilitas defisit transaksi berjalan terjaga, menurut saya tidak ada alasan lagi bagi BI untuk tetap mematok suku bunga yang tinggi," jelas Ndiame.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com