Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali Turun, Harga Minyak Dunia di Kisaran 43 Dollar AS

Kompas.com - 20/03/2015, 08:32 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Pasar minyak mentah dunia turun kembali pada Kamis (19/3/2015) waktu setempat (Jumat pagi WIB) menyusul aksi ambil untung setelah sehari sebelumnya naik tajam dipicu pernyataan Federaal Reserve. Penurunan ini seiring dengan berlanjutnya persediaan minyak yang tinggi dan dollar AS yang kuat.

Harga minyak melonjak pada Rabu ketika The Fed secara tak terduga mengungkapkan sebuah posisi dovish tentang kenaikan suku bunga selama tahun depan, mengirim dollar AS melemah tajam.

Namun dollar AS rebound (berbalik naik) pada Kamis, menekan harga minyak mentah lebih rendah. Ditambah lagi, pedagang mengatakan, rekor tinggi baru untuk stok minyak mentah komersial AS dan rekor tingkat produksi 9,4 juta barel per hari diumumkan pada Rabu pagi, yang seharusnya menekan harga minyak mentah, kembali menjadi fokus.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, turun 0,70 dollar AS menjadi ditutup pada 43,96 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, anjlok 1,48 dollar AS menjadi menetap di 54,43 dollar AS di perdagangan London.

WTI telah menguat 1,20 dolar AS Rabu dan Brent melonjak 2,40 dollar AS setelah bank sentral AS mengindikasikan tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga, yang dikirim dollar AS jatuh.

"Hari ini adalah semacam apa yang seharusnya terjadi kemarin. Saya tidak melihat banyak berita bullish, tetapi kami punya reli ini mungkin karena Fed. Namun, fundamental minyak mentah tetap benar-benar bearish, seperti yang kita lihat produksi minyak mentah AS mencapai 9,4 juta barel," kata Kyle Cooper dari IAF Advisors.

Daniel Ang, analis investasi Phillip Futures di Singapura, mengatakan, harga akan tetap di bawah tekanan selama pasokan melampaui permintaan.

"Fundamental tidak berubah dan hanya sentakan harga jangka pendek dari melemahnya dolar AS tidak akan mengubah fakta itu," kata dia dalam komentar pasar.

Sementara itu anggota OPEC tidak punya pilihan, selain mempertahankan tingkat produksi saat ini meskipun harga minyak turun untuk mempertahankan pangsa pasar mereka, menteri perminyakan Kuwait mengatakan, Kamis. "Dalam OPEC, kami tidak punya pilihan lain selain menjaga pagu produksi itu karena kami tidak ingin kehilangan pangsa kami di pasar," kata Ali al-Omair.

Tetapi menteri menyambut setiap pengaturan dengan produsen minyak mentah non-OPEC untuk menstabilkan pasar. "Jika ada jenis pengaturan dengan negara-negara di luar OPEC, kita akan sangat senang," kata Omair setelah penandatanganan perjanjian kerja sama pada minyak dan investasi dengan Rusia.

Ke-12 anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak, yang memproduksi sekitar sepertiga dari minyak dunia, memutuskan pada November tahun lalu untuk mempertahankan produksi mereka tidak berubah, mengirim harga minyak jatuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com