Menurut dia, asalkan belanja modal tetap terkontrol maka tidak akan berisiko besar terhadap ruang fiskal Indonesia.
"Yang penting tetap terkontrol, kita memang meningkatkan belanja investasi, tapi tidak akan ceroboh sampai fiskal berisiko, karena itu caranya adalah merestrukturisasi sumber pendanaan," jelas Andrinof di kantornya, Jakarta, Rabu (25/3/2015).
Lebih lanjut lagi Andrinof mengatakan, pemerintah akan terus memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi. Dia menambahkan hal ini bisa dilihat dari acara-acara pemerintah selama ini yang fokus pada pertumbuhan.
Andrinof mencontohkan kemunculan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), aturan-aturan yang tadinya bertabrakan sudah disinkronkan, serta masalah pertanahan. "Kita tidak akan mengorbankan momentum pertumbuhan.Kalau kita lihat agenda-agenda yang dikerjakan membangun infrastruktur dan sebagainya itu jelas untuk mengejar pertumbuhan," kata Andrinof.
Selain itu, lanjut Andrinof, pemerintah akan mengkontrol sumber pembiayaan dari obligasi dan meningkatkan pinjaman lunak. "Karena pinjaman lunak biayanya lebih murah, lalu masa pengembalian lebih panjang. Kalau swasta yang bisa dikerjakan langsung tanpa merugikan publik ya jalan. Ini sudah tertata semuanya," kata Andrinof.
Sebelumnya Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah akan tetap fokus pada kebijakan reformasi tahap pertama, untuk menjaga defisit transaksi berjalan karena ketidakpastian perekonomian ke depan masih akan tetap muncul. "Jadi kami jaga terus melalui pemulihan defisit transaksi berjalan," kata Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.