Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Cokelat Bikin Mahasiswi Ini Jadi Jutawan

Kompas.com - 27/03/2015, 22:46 WIB

KOMPAS.com – Martalinda Basuki masih berstatus mahasiswi Namun saat ini, gadis ini telah menjadi jutawan berkat bisnis cokelat yang dimilikinya.

Omzet bisnis jualan cokelat mahasiswi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ini telah menembus nilai Rp 500 juta.

Martalinda memang telah memutuskan masuk bisnis kuliner dan fokus pada tema Cokelat Klasik. Kini, gadis ini telah mempekerjakan 178 orang dan memiliki kantor mentereng.

Saat ditemui di kantornya, Jalan Joyo Agung, Kota Malang, bangga dengan menjual Cokelat Klasik. “Saya merintis jualan sejak 2011 lalu di Kampung Inggris Pare, Kabupaten Kediri,” kenang Martalinda, Selasa (24/3/2015).

Di pusat kursus bahasa Inggris itu, gadis ini membuka cafe kecil-kecilan. Menjual berbagai makanan dan minuman. Namun walaupun pembeli banyak tetapi lama kelamaan cafe Martalinda justru bangkrut. Hal ini, menurut dia karena ada salah pengelolaan.

Kebangkrutan ini tak membuat putus asa. Dia tetap berusaha bangkit. Pengalamannya membuat dia lebih fokus.  “Saya lakukan survei, menu apa yang laris. Hasilnya cokelat,” ucap mahasiswa Universitas Brawijaya ini.

Kemudian dia membuat koncep bisnis yang hanya menjual minuman cokelat. Konsep bisnis kafe ditinggalkan dan beralih ke rombong alias gerobak dorong . Nama usahanya bernama Cokelat Klasik.

Gadis kelahiran 13 Maret 1991 itu terus berjualan. Lama kelamaan laris. Satu rombong Cokelat Klasik kemudian berkembang. Kini telah memiliki 120-an rombong Cokelat Klasik.

Rombong Cokelat Klasik tersebar di 24 Kota/Kabupaten di Indonesia. “Total dalam sebulan ada 250.000 cup yang terjual oleh seluruh rombong,” hitungnya.

Dari 120 rombing, terdapat sistem kemitraan sebanyak 70 rombong. Selebihnya dikelola sendiri.

Martalinda pun kini memiliki pabrik dan menempati kantor. Saat ini total pekerjanya mencapai 178 orang.

Atas kreativitasnya, mahasiswi ini berhasil memenangi Wirausahawan Muda Mandiri Kategori Boga tahun 2015, di Kelompok Mahasiswa.

Kini, dia mengimpikan memiliki 3.000 outlet Cokelat Klasik. Mimpi itu akan diraihnya karena saat ini tengah mengembangkan system kemitraan. Dia juga tengah merencanakan membuat kafe Cokelat Klasik untuk lebih mempopulerkan bisnisnya. (Adrianus Adhi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com