Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi VII DPR Sebut Kenaikan Harga BBM sebagai Cara yang Tidak "Mikir"

Kompas.com - 29/03/2015, 15:05 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar, pada Sabtu (28/3/2015), dikecam parlemen. Ketua Komisi VII DPR-RI Kardaya Warnika menilai pemerintahan Joko Widodo dalam penaikan harga BBM, tidak mempertimbangkan kepentingan rakyat.

"Pemerintah saat ini tidak begitu mempertimbangkan kepentingan rakyat. Harga-harga naik kok BBM berlomba dinaikkan," kata Kardaya, dalam sebuah diskusi, Minggu (29/3/2015).

"LPG naik, listrik naik. Itu bukan solusi. Tetapi cara paling mudah, tidak mikir," lanjut mantan pejabat Kementerian ESDM itu.

Padahal, yang parlemen inginkan adalah pemerintah tidak sekadar mempertimbangkan harga minyak dunia, dan nilai tukar rupiah dalam menentukan harga BBM.  Pemerintah juga diharapkan mempertimbangkan beban yang ditanggung masyarakat.

Selain tidak mempertimbangkan rakyat, Kardaya juga menilai dalam penetapan harga baru ini pemerintah tidak transparan. Sebelum reses, pemerintah telah bersepakat dalam rapat kerja untuk menentukan harga BBM secara transparan.

Salah satunya waktu itu, tentang perhitungan harga solar yang masih mendapat subsidi Rp 1.000 per liter. Perhitungan pemerintah waktu itu solar dijual Rp 6.400 per liter, namun perhitungan DPR adalah Rp 6.000 per liter.

Pada saat itu pemerintah menyepakati untuk mengkaji ulang harga solar. "Berdasarkan ahli hukum kesimpulan rapat mengikat karena ditandatangani pemerintah dan DPR. Tapi janji hanya janji. Sampai sekarang janji itu tidak pernah ditepati dan ditinjau, malah menaikkan dan tidak transparan," jelas Kardaya.

Dia mengakui penaikan harga BBM memang kewenangan pemerintah, ranpa perlu meminta persetujuan DPR. Namun seyogyanya, kata dia, pemerintah berdiskusi dulu dan menjelaskan kepada parlemen hitung-hitungannya, sebab DPR adalah wakil rakyat.

baca juga: BBM Naik Lagi, Jokowi Dianggap Presiden Berorientasi Pedagang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com