Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Iseng, Kini Ali Kantongi Laba Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 29/03/2015, 21:17 WIB

KOMPAS.com - Pakaian berbahan denim alias jins bak pakaian wajib di saat santai. Tak heran, hampir setiap orang memiliki celana atau baju berbahan jins. Pamor jins juga tetap berkibar, meski modelnya tak terlalu banyak berubah.

Maklum, bahan ini bisa dipakai mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Jins juga gampang disandingkan dengan jenis kain lain, beragam corak dan warna. “Istilahnya, jins itu eksis sepanjang masa,” kata Muhammad Ali Akbar Taufani, pemilik Rumah Denim dan Jeans.

Itu sebabnya, tak cuma produsen jins massal saja yang bisa merasakan berkah dari popularitas jins. Pembuat pakaian jins sesuai pesanan (customized), seperti Ali, juga kecipratan. Pria yang mengawali usaha pembuatan jins sejak 2011 ini telah membuka tiga cabang Rumah Denim dan Jeans. Masing-masing di Jakarta Selatan (Gandaria City dan Bintaro), serta Tangerang Selatan (Pamulang). Dalam waktu dekat, Ali akan membuka cabang di Bali.

Ali mulai menawarkan jasa pembuatan jins setelah banyak teman yang memesan celana jins seperti miliknya. “Awalnya, saya iseng, jahitin celana dengan model seperti celana jins pemberian teman dari Australia,” kenang dia. Tak disangka, banyak temannya yang suka dan memesan.

Karena ingin berbisnis, pria 25 tahun ini lantas menawarkan jasanya lewat online. Setelah punya pelanggan, dia baru menyewa toko yang sekaligus menjadi tempat produksi.

Saat ini Rumah Denim dan Jeans memiliki koleksi 80 jenis bahan. Selain denim, tersedia pula bahan kanvas dan korduroi. “Kalau denim saja sekitar 35 jenis–40 jenis dengan berbagai warna, ketebalan, dan serat,” kata Ali.

Bukan cuma kain jins lokal, Rumah Denim juga memiliki stok bahan jins impor, seperti dari Thailand, Korea, dan Jepang.

Sejauh ini, model celana jins tak jauh berbeda, yakni skinny, slim fit, slim straight, dan reguler. Ali pun menyanggupi pesanan dengan model-model tersebut. Selain celana, dia juga menerima pesanan kemeja, jaket, dan baju katak.

Untuk cabang di Bintaro, pembuatan pakaian jins memakan waktu 3 hari–4 hari. Rumah Denim juga melayani pesanan kilat: empat jam sampai sehari langsung jadi. “Tapi, konsumen harus datang ke cabang di Pamulang karena penjahit di sana lebih banyak,” tutur Ali.

Tak hanya melayani pesanan ritel, Rumah Denim juga menerima order dalam partai besar. “Kami membantu anak-anak muda yang ingin jualan jins dengan merek mereka sendiri,” kata Ali.

Kini, ada 30 brand yang memesan kepadanya.

Saban bulan, Ali sanggup menyelesaikan 1.000 helai pakaian jins di ketiga rumah produksinya. “Kalau ramai bisa berlipat hingga 3.000 potong,”  ujar dia.

Banderol harga jins pesanan itu mulai Rp 165.000–Rp 750.000. Biasanya pesanan ramai berdatangan saat Idul Fitri, Natal, tahun baru, dan Valentine Day.

Dari bisnis ini, perolehan omzet Rumah Denim cukup besar. Ali bilang, saat ramai pesanan omzet berkisar Rp 250 juta hingga Rp 300 juta. Sedangkan, omzet rata-rata per bulan mencapai Rp 100 juta. Ali bilang, profit usaha ini berkisar 10 persen-30 persen. Anda tertarik?  (J. Ani Kristanti, Pradita Devis Dukarno)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com