Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Perkasa Dongkrak Laba Sri Rejeki

Kompas.com - 01/04/2015, 11:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Depresiasi rupiah tak selalu berimbas negatif. Lihat saja, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), yang menorehkan kinerja kinclong di tengah pelemahan kurs rupiah. Tahun lalu, perusahaan tekstil ini meraih kenaikan laba bersih 51,26 persen year on year (yoy) menjadi 44,76 juta dollar AS. Pertumbuhan juga terlihat dari pendapatan, naik 23 persen menjadi 554,62 juta dollar AS.

Sekretaris Perusahaan SRIL Welly Salam menjelaskan, keuntungan perusahaan melejit lantaran mayoritas pendapatan dalam denominasi dollar AS. Selain itu, sebagian liabilitas dan aset emiten yang mengusung merek Sritex ini juga dalam dollar AS.  

Alhasil, langkah SRIL sejak kuartal terakhir 2014 mengubah pencatatan laporan keuangan dari denominasi rupiah menjadi dollar AS, justru menguntungkan perusahaan.  Cara ini bisa memperkecil rugi kurs yang belum terealisasi, sehingga tak terlalu menghambat pertumbuhan laba bersih. "Dengan begitu akan terlihat jelas performa laba perusahaan," kata Welly.

Asal tahu saja, sepanjang tahun lalu, SRIL berhasil mengurangi rugi selisih kurs, dari sebelumnya 11,63 juta dollar AS, menjadi 2,13 juta dollar AS.

Nah, pelemahan rupiah yang masih berlangsung,  bisa menjadi angin segar bagi bisnis SRIL. Analis Bahana Securities Michael Wilson Setjoadi yakin, depresiasi rupiah terhadap dollar AS bisa menguntungkan perusahaan.

Ia menghitung, saat ini, porsi belanja operasional SRIL sebesar 95 persen masih dalam rupiah, sementara, porsi pendapatan dalam dollar AS  mencapai 70 persen. Jadi, apabila pelemahan rupiah berlanjut hingga akhir tahun ini, bisa mengerek laba perusahaan.

Kepala Riset Trimegah Securities Sebastian Tobing mengatakan, setiap kali nilai tukar rupiah melemah 5 persen, pendapatan SRIL berpotensi naik  sekitar 3,6 persen. Hitungan itu sudah mencakup utang perusahaan dalam dollar AS.

Michael dan Sebastian menilai, tahun ini, bisnis SRIL juga akan didukung ekspansi berupa perluasan kapasitas produksi. Perusahaan telah menganggarkan belanja modal senilai 104 juta dollar AS.  

Target tumbuh 10 persen

Meski demikian, prediksi Michael, pertumbuhan volume produksi SRIL tahun ini masih sekitar 5 persen-8 persen. "Hasil ekspansi baru berpengaruh penuh pada 2016," paparnya.

Selain itu, perusahaan sedang menyiapkan diversifikasi bisnis ke sektor ritel. Rencana tersebut ditargetkan terealisasi tahun 2017, sehingga bisa berkontribusi 50 persen-60 persen terhadap total pendapatan.

Namun, kata Michael, tahun ini, SRIL akan menghadapi tantangan penurunan harga poliester. Hal itu bisa mempengaruhi harga jual rata-rata produk, sehingga menurunkan pendapatan. Tahun lalu, harga poliester merosot 80 persen. "Tahun ini, harganya masih dalam tren turun," jelasnya.

Michael memperkirakan, target kinerja SRIL tahun ini dapat tercapai. Manajemen SRIL membidik kenaikan laba 10 persen menjadi 49,23 juta dollar AS. Bahkan, ia menduga, perusahaan bisa mengantongi laba bersih 51 juta dollar AS dan pendapat sebesar 596 juta dollar AS.

Michael dan Sebastian merekomendasikan beli SRIL. Michael menargetkan harga Rp 350 per saham, sedangkan Sebastian masih merevisi target. Lalu, Gregory Yap, Analis Maybank Kim Eng merekomendasikan beli SRIL dengan target Rp 333 per saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com