Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Komoditas Melemah, Daya Beli Petani Turun

Kompas.com - 01/04/2015, 14:44 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) Maret 2015 mengalami penurunan 0,64 persen dibanding bulan sebelumnya, menjadi di level 101,53. Penurunan NTP terjadi disebabkan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun sebesar 0,23 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,42 persen.  Sebelumnya pada bulan Februari NTP sebesar 102,19.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, turunnya NTP Maret 2015 dipengaruhi oleh turunnya NTP pada seluruh subsektor. "Kecepatan naiknya harga untuk kebutuhan sehari-hari lebih tinggi. Artinya petani itu kalau menjual naiknya tidak tinggi, tapi kalau sudah di pasar naiknya tinggi. Mereka kan harus beli ke pasar juga untuk kebutuhan hidupnya," kata Suryamin dalam paparan bulanan BPS, di Jakarta, Rabu (1/4/2015).

Hal ini senada dengan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, dalam acara yang sama, bahwa turunnya rata-rata NTP disebabkan naiknya harga kebutuhan sehari-hari dan biaya-biaya produksi.

"Harga gabah turun, tapi terutama karena inflasi. Terutama di pangan ini harga gabah, kedelai, jagung, turun. Jadi karena ini turun, biaya naik jadi inflasi," kata Sasmito kepada Kompas.com.

Pada Maret 2015, NTP subsektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 1,21 persen. Lalu hortikultura turun sebesar 0,6 persen, tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,15 persen, peternakan turun sebesar 0,43 persen, dan perikanan turun sebesar 0,25 persen.

Kemudian untuk penurunan di subsektor hortikultura, Sasmito mengatakan, hal tersebut disebabkan turunnya harga buah-buahan, khususnya komoditi salak dan rambutan.

Faktor turunnya harga-harga komoditas juga mempengaruhi subsektor lainnya, yakni tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan. "Itu karena turunnya harga buah-buahan. Sementara biaya produksi kebutuhan sehari-hari naik. Lalu ayam ras turun, telur turun, perkebunan kakao turun. Di petani turun walau di grosirnya naik. harga ikan turun, karena penangkapan banyak," jelas Sasmito.

Sasmito memperkirakan tren penurunan ini masih akan bertahan hingga bulan April. "Kalau April masih begitu-begitu saja, April belum cukup menyenangkan untuk NTP, tapi kalau sudah Mei-Juli akan membaik," kata Sasmito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com