Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Krisis, Kelebihan Listrik di Jatim Dialirkan ke Jabar

Kompas.com - 01/04/2015, 19:55 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Banyaknya industri di Jawa Barat mendorong kebutuhan akan listrik yang cukup besar. Sementara, pembangkit listrik baik milik PT PLN (Persero) dan swasta sangat tersebar.

Atas dasar itu Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman menuturkan, sejumlah kawasan indusri yang memiliki kelebihan tenaga listrik didorong untuk menjual listriknya ke Jawa Barat. “Sekarang industri itu kan terpusat di Jawa Barat. Sedangkan pembangkit listriknya tersebar. Sehingga yang terjadi sekarang ini, listrk yang tidak terpakai di Jawa Timur dan Jawa Tengah disalurkan ke Jawa Barat,” kata Jarman, Jakarta, Rabu (1/4/2015).

Jarman mengatakan, penjualan kelebihan tenaga listrik (excess power) kini tidak perlu mendapatkan persetujuan dari Menteri ESDM selaku penerbit Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Sendiri (IUKS) atau Izin Operasi, selama tidak melebihi harga patokan tertinggi. Harga patokan tertinggi telah diatur melalui Peraturan Menteri (Permen) ESDM No.03/2015. “Selama harga ini tidak terlewatkan, langsung diproses saja. Ini juga berlaku untuk penjualan excess power. Jadi, sekarang excess power harga listriknya sama dengan IPP (Independent Power Producer). Tidak perlu persetujuan Menteri, dan itu langsung dilaksanakan,” jelas Jarman.

Jarman menyambut baik jika kawasan industri di Jawa Timur dan Jawa Tengah mau menjual kelebihan tenaga listriknya. “Kita akan memperoleh tambahan daya listrik. Sehingga ketakutan akan terjadinya krisis itu tidak akan ada lagi,” kata dia lagi.

Lebih lanjut dia bilang, kendati cadangan listrik di sistem kelistrikan Jawa-Bali sudah aman 30 persen, penambahan cadangan listrik tetap dibutuhkan untuk mengantisipasi pertumbuhan ekonomi. “Cadangan kita 7.000 megawatt (MW). Sekarang kita lihat peak (beban puncak) itu 23.000-33.000 MW, ini harus ditambah. Begitu peak-nya naik, berarti cadangan harus naik. Bagaimana caranya? Yaitu tidak hanya dengan pembangkit PLN atau IPP, tetapi dari industrial estate,” ucap Jarman.

Menteri Perindustrian Saleh Husein membenarkan, saat ini banyak kawasan industri memiliki kelebihan tenaga listrik. Beberapa kawasan industri yang akan dibangun pun, kata dia, juga berencana membangun pembangkit listrik sendiri. Kelebihannya direncanakan akan dijual baik untuk mencukupi kebutuhan industri lain maupun rumah tangga.

Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo menyambuta baik, kemudahan penjualan excess power yang diterbitkan oleh Kementerian ESDM. Catatan Indroyono, sejumlah kawasan industri telah memiliki kelebihan tenaga listrik seperti di Kalimantan Utara, Cilegon, Cilacap, Paiton Jawa Timur, dan wilayah lain. “Kawasan industri ini yang listriknya lebih. Bagus kan? Karena kalau listriknya lebih besar, kan harganya lebih murah,” ujar Indroyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com