Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Intelektualitas di Kota Malang

Kompas.com - 01/04/2015, 22:46 WIB

oleh: Dahlia Irawati

"Selamat siang, kami dari Dinas Pariwisata Kota Malang akan mengantar adik-adik berkeliling Kota Malang. Adik-adik diminta tidak berdiri dan duduk di pinggir," kata pemandu bus wisata melalui pengeras suara, sebelum memandu anak-anak MI AL Hidayat Pakis, berkeliling Kota Malang, Senin (30/3/2015).

Kota Malang memang memiliki sebuah bus wisata atau biasa disebut bus Macito (Malang City Tour). Bus tingkat dua dengan atap terbuka tersebut mulai dioperasikan Pemkot Malang awal tahun 2015. Bus ini merupakan armada wisata bagi turis mancanegara dan masyarakat lokal dalam menjelajah Kota Malang. Berbeda dengan kota-kota wisata di luar negeri, untuk menikmati Kota Malang menggunakan bus wisata tidak dipungut biaya. Bus itu memang menjadi salah satu layanan Pemkot Malang untuk masyarakat.

Kota Malang merupakan salah satu kota menarik untuk diselami. Secara fisik, kota yang dikitari Gunung Semeru, Gunung Kawi, Gunung Arjuno, dan Gunung Welirang ini memiliki keistimewaan berupa suhu udara lebih dingin dibandingkan dengan kota-kota lain di Jawa Timur.

Sejak masa kolonial, Kota Malang pun dikenal keelokannya dengan aneka taman bunganya. Tak ayal, sebutan Garden City (Kota Taman) pun sempat disematkan untuk wilayah berpenduduk 848.474 jiwa ini.

Meski sebutan "Kota Taman" sempat "melayang" karena tergerus pertumbuhan ekonomi, terimpit pertumbuhan toko dan ruko, Pemkot Malang mencoba memulihkan keindahan kota dengan kembali memperbanyak taman kota dengan aneka bunga. Taman kota dikonsep terbuka sehingga masyarakat bisa mengakses dan menikmati keindahan kota. Alun-alun Bunder (Taman Tugu) di depan Balai Kota Malang, yang semula dipagar, kini dibuka. Saat ini dibangun dua taman terbuka lain, yaitu Taman Alun-alun Merdeka serta Taman Kunang-kunang.

"Nantinya di Taman Tugu akan ditonjolkan pagar berupa tanaman. Selain lebih indah, masyarakat bisa dengan mudah menikmati taman kota. Tidak ada jarak antara masyarakat dan taman. Mereka merasa memiliki. Jika merasa memiliki, mereka akan turut menjaganya agar tak rusak," tutur Mochammad Anton, Wali Kota Malang.

Beberapa taman kota yang banyak dijadikan tempat berkumpul masyarakat adalah Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Tugu, dan Taman Merbabu. Selain sebagai peneduh kota, tiga taman itu juga jadi tempat bermain keluarga. Terdapat sarana permainan bagi anak-anak, bahkan ada perpustakaan mini, seperti di Taman Cerdas Trunojoyo. Jika tidak ada perpustakaan mini, akan ada mobil perpustakaan keliling yang siap menemani hari-hari libur keluarga di taman kota itu.

Layanan bagi warga Kota Malang tidak berhenti di sini. Di bidang pendidikan, Pemkot Malang memiliki beberapa program unggulan pendidikan, seperti sekolah gratis bagi siswa SD-SMP, pembelajaran berbasis teknologi informasi, dan mempermudah akses masyarakat terhadap buku dan bahan bacaan dengan membuat taman bacaan masyarakat di setiap kecamatan serta di taman-taman kota. Buku tidak hanya bisa diperoleh di perpustakaan Kota Malang, tetapi juga bisa diakses di taman-taman kota. Ada perpustakaan keliling yang akan bersiaga di beberapa tempat, termasuk taman kota, agar bisa diakses warga.

Tahun 2015, Pemkot Malang mengalokasikan anggaran Rp 32,4 miliar untuk 60.000 siswa SD dan Rp 27,6 miliar untuk 23.000 siswa SMP sebagai penerima BOSDA. Pemberian anggaran pendidikan tersebut untuk mendorong siswa usia sekolah agar terus sekolah meski siswa berasal dari keluarga kurang mampu. Biaya pendidikan siswa kurang mampu inilah yang dijangkau BOSDA.

Satu kebijakan berani dibuat Pemkot Malang terhadap siswa adalah larangan bagi siswa yang belum memiliki SIM membawa kendaraan ke sekolah. Larangan itu dibuat berdasarkan keputusan kepala dinas pendidikan pada akhir 2014. Kebijakan ini untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas di kalangan pelajar. Ini karena hampir 75 persen pelajar SMP dan SMA di Kota Malang bersekolah dengan membawa kendaraan bermotor.

Sebagai pendukung kebijakan itu, Pemkot Malang mengoperasikan enam bus seolah yang disebar ke lima kecamatan di Kota Malang. Enam bus sekolah itu terdiri dari 5 bantuan dari pemerintah pusat dan 1 dari CSR perusahaan. Bus tersebut beroperasi pada jam berangkat dan pulang pelajar. Semua dilakukan agar pelajar bisa mengakses sekolah dengan mudah dan murah.

Dalam proses belajar-mengajar pun, Pemkot Malang mengajak guru membuat materi pembelajaran kreatif dan inovatif. Guru-guru diajari membuat materi menarik di gedung Pusat Sumber Belajar Digital yang berlokasi di Kantor Dinas Pendidikan Kota Malang. Di sana, ada sejumlah komputer dan pemandu teknologi informasi (TI) yang akan membantu guru membuat materi pembelajaran terbaik.

Di pusat belajar digital ini, guru dibebaskan mengakses internet untuk kepentingan pendidikan, sepuasnya. Pusat pembelajaran ini biasanya dimanfaatkan guru-guru yang sulit mengakses internet karena jaringan internet di sekolah kurang mendukung.

Di Kota Malang, salah satu lembaga pendidikan yang cukup bersinar adalah sekolah menegah kejuruan (SMK). "Hampir semua SMK di Kota Malang bekerja sama dengan perusahaan untuk menyalurkan siswa lulusannya agar cepat terserap lapangan kerja dalam dan luar negeri. Saat ini ada 13 SMK negeri dan 46 SMK swasta di Kota Malang. Beberapa di antaranya memiliki bidang menarik, seperti TI, farmasi, kecantikan, boga, dan busana," tutur Siti Ratnawati, Kepala Bidang SMP, SMA, dan SMK Dinas Pendidikan Kota Malang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com