Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Anti-mafia Migas Beberkan Kecurangan Petral

Kompas.com - 02/04/2015, 10:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Reformasi Tata Kelola Migas beberkan kecurangan anak usaha PT Pertamina (Persero), Pertamina Trading Limited (Petral). Hal tersebut terungkap ketika ketua tim anti-mafia migas ini, Faisal Basri, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkunjung ke kantor Petral di Singapura.

Faisal mengungkapkan, kecurangan pertama Petral adalah mengamankan mayoritas kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) berikut minyak mentah impor yang dibutuhkan Indonesia.

"Ketika fungsi Petral dialihkan ke integrated supply chain, Petral buru-buru melakukan pengadaan BBM dengan tenor enam bulan. Padahal, umumnya hanya tiga bulan," ungkapnya di Kantor Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Rabu (1/4/2015).

Selain itu, Faisal mengatakan, ada hal yang tidak wajar pada pendapatan atau gaji Presiden Petral saat itu, yaitu Bambang Irianto, yang mencapai 44.000 dollar Singapura dengan jumlah pesangon (severance payment) yang fantastis, yakni di angka 1.195.508 dollar Singapura. "Saat saya tanya, gaji direktur utama Pertamina saja jauh di bawah itu," ucapnya.

Yang tak kalah mengejutkan juga, Petral menurut Faisal juga mengoleksi sertifikat berharga berupa surat utang (global bond) Pertamina, yang diketahui merupakan induk usahanya.

"Dengan kata lain, (sebagian) pendapatan Petral berasal dari bunga yang dibayarkan induk perusahaannya sendiri. Ini yang aneh. Saya tegaskan lagi, Petral tak perlu cari-cari tahulah kenapa Faisal bisa tahu ini (global bond)," katanya. (Pratama Guitarra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com