Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BCA Incar Bank yang Masuk Kategori BUKU 1

Kompas.com - 07/04/2015, 14:40 WIB

GROBOGAN, KOMPAS.com
- Pertumbuhan anorganik berupa akuisisi bank dengan kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 1 yang memiliki modal inti antara Rp 100 miliar sampai dengan Rp 1 triliun, rupanya menjadi Rencana Bisnis Bank (RBB) PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, tahun 2015 ini.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, bank dengan kategori BUKU 1 yang dilirik perseroan adalah bank dengan rekam jejak kinerja yang bagus dan dijual dengan harga yang tidak terlalu mahal. BCA tengah meneliti bank-bank kategori BUKU 1 dengan price book value (PBV) antara 1 sampai dengan maksimum 2.

"Kami sedang meneliti dan melirik bank BUKU 1 yang bagus dan dijual dengan harga tidak terlalu mahal. PBV 1 sampai dengan 2, maksimal," kata Jahja kepada KONTAN di Grobogan, Jawa Tengah, Senin (6/4/2015).

Jahja bilang, tahun ini merupakan peluang yang baik bagi bank dengan kode emiten BBCA ini untuk mengakuisisi bank kecil lainnya. Sebab, PBV perbankan sedikit melandai lantaran kinerja perbankan tahun 2014 kemarin, kurang moncer.

Profit emiten perbankan melandai ketimbang tahun-tahun sebelumnya karena net interest income (NIM) bank terkuras lantaran kredit yang disalurkan tidak bisa tumbuh tinggi padahal bank harus membayar bunga simpanan deposito lebih mahal kepada nasabah.

Hal ini membuat cost of fund perbankan per tahun 2014 lalu, menjadi tinggi. Tak banyak bank yang mampu meraup pertumbuhan laba dan NIM yang meningkat. Dengan demikian, PBV bank pun turut terpengaruh.

"Tahun ini PBV bank agak turun, jadi bisa lebih murah. Kalau lagi begini memang harga lagi bagus. Cuma akan kami lihat dulu. Kami berharap ada bank kecil yang bagus dan harganya tidak mahal," ucap Jahja.

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, BCA mematangkan rencana pertumbuhan anorganik akuisisi bank pada tahun 2015 ini. Jahja bilang, jika sudah menemukan bank yang pas untuk diakuisisi, BCA akan langsung melaporkan hal tersebut kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Jadi memang kalau bisa tahun ini, kami laksanakan. Kalaupun belum bisa, mungkin bisa berlanjut pada tahun depan. Masukkan ke RBB dulu, supaya kalau tiba-tiba ada bank yang murah, akan kami sambut, selain fokus besarkan bisnis organik," jelasnya.

Bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum ini bahkan telah menyiapkan total dana sebesar Rp 1,5 triliun untuk ekspansi perseroan. Dana itu termasuk untuk suntikan dana kepada anak-anak perusahaan BCA. "Kami sediakan Rp 1,5 triliun, termasuk untuk anak usaha. Saya perkirakan anak usaha hanya butuh Rp 500 miliar. Jadi sediakan Rp 1 triliun untuk akuisisi bank baru," ujar Jahja.

Catatan saja, saat ini bank dengan kode emiten BBCA ini tengah meneliti aset masing-masing bank dengan kategori BUKU 1. BCA masih merinci laporan keuangan masing-masing calon pinangannya tersebut. Karena itu, belum ada penjajakan secara personal oleh BCA.

Jahja mengungkapkan, BCA tengah mencari partner strategis pengembangan bisnis anorganik yang memiliki kelebihan di sektor perdagangan. Bank yang bergerak di sektor perdagangan akan menjadi mitra yang baik dan cocok bagi BCA untuk pengembangan bisnis. (Dea Chadiza Syafina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com