Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas BBM Bikin Industri Otomotif Indonesia Tertinggal

Kompas.com - 08/04/2015, 19:52 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis

JAKARTA,KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan industri otomotif Indonesia akan semakin tertinggal jika kualitas BBM tetap di bawah standard internasional. Menurut dia, saat ini kadar sulfur rata-rata yang dikeluarkan emisi kendaraan di Indonesia sebesar 2.000 ppm. Padahal,  standard internasional adalah tak lebih dari 500 ppm. "Buruknya kualitas BBM di Indonesia menjadi kendala bagi auto-industry untuk mengembangkan advance tech of vehicle yang diminati konsumen saat ini. Akhirnya principle memusatkan produksi di Thailand sejak 2003/2004," kata Ahmad di jumpa pers KPBB, Jakarta, Rabu (8/4/2015).

Ahmad mengatakan, Indonesia harus mengejar ketertinggalan standard kendaraan. Pasalnya,  pada 2016 negara-negara di ASEAN sepakat menerapkan kendaraan dengan standard Euro 4. "Ujungnya auto industry akan produksi ke LCGC saja. Padahal kecenderungan pendapatan per kapita masyarakat kita sudah naik," Kata Ahmad.

Menurut Ahmad, sejak 1997 Thailand telah mengadopsi standard Euro 2. Sebaliknya, Indonesia baru mengadopsi standard itu sepuluh tahun kemudian. 

Kemudian, Thailand telah beranjak mengadopsi standard Euro 4. "Tahun 2012 produksi mobil Thailand itu nomor 10 di dunia dengan total 2,4 juta unit. Sedangkan Indonesia di nomor 18 dengan total produksi 1 juta unit saja," terang Ahmad.

Ahmad mengatakan industri otomotif dunia pada 2050 akan berpusat pada kendaraan dengan teknologi emisi buang nol atau tidak ada sama sekali. "Jepang pada 2025 akan mereduksi emisi buang (C02) hingga 30 persen. Lalu Amerika Serikat mereduksi 42 persen, hingga india mereduksi 20 persen. Mereka menerapkan kebijakan fuel economy," kata Ahmad.

Kemudian, Ahmad memberi contoh penerapan kebijakan standard emisi kendaraan, di negara-negara Timur Tengah. Menurut dia, meskipun kaya akan minyak mentah, pada 2016 negara-negara di situ sudah menetapkan kendaraan dengan kapasitas 1 liter untuk 16 km. "Jadi berlaku sama maupun yang CC rendah maupun tinggi. Ada juga negara yang menerapkan 120 gram C02/km, jika mampu memenuhi standard tersebut akan diberi insentif dari pemerintah, yang melanggar dikasih penalti," jelas Ahmad.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com