"Kebijakan moneter yang berbeda telah meningkatkan ketegangan di pasar keuangan global dan menyebabkan pergerakan cepat dan fluktuatif dalam nilai tukar dan suku bunga selama enam bulan terakhir," ujar direktur departemen moneter dan pasar modal Dana Moneter Internasional, Jose Vinals, dalam penjelasan resminya, Rabu (15/4/2015).
"Risiko-risiko juga berotasi, dari risiko permodalan ke risiko likuiditas pasar, dan dari negara maju ke negara berkembang," lanjut Vinals. Untuk itu, ada sejumlah tantangan utama yang harus ditangani untuk menjaga stabilitas keuangan global.
IMF juga memperingatkan Federal Reserve atas dampak kenaikan suku bunga pertama. Lembaga itu menyebutkan kenaikan suku bunga sejak krisis keuangan dapat memicu gejolak pasar keuangan dan mendorong imbal hasil obligasi naik tajam.
"Kenaikan tiba-tiba 100 basis poin dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS yang bertenor 10 karena kenaikan suku bunga Fed, tampaknya semakin dekat. Pergeseran sebesar ini dapat menghasilkan guncangan negatif global, terutama di pasar negara-negara berkembang," jelasnya.
IMF menyebut, tantangan lainnya termasuk stabilitas di pasar negara berkembang, menghadapi risiko geopolitik, mengelola ilusi likuiditas pasar, dan membatasi ekses keuangan akibat kebijakan moneter yang luar biasa longgar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.