TIME menilai Tony Fernandes dan rekannya Kamarudin Bin Meranun memiliki visi "mendemokratisasi" perjalanan udara. Dia dinilai bisa menghadirkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya di sejarah perjalanan udara di Asia dan Asean, yakni menyediakan layanan penerbangan berkualitas namun terjangkau untuk semua kalangan.
Tony membangun AirAsia sejak 2001, setelah sebelumnya membeli perusahaan rugi tersebut dari pemerintah Malaysia seharga 1 ringgit atau sekitar 0.30 dollar AS dan beban utang sebesar 11 juta dollar AS.
"Saya sangat merasa terhormat berada di daftar TIME 100. Saya sangat terkejut ketika pertama kali mendengar berita tersebut, tetapi sekaligus bangga," ujarnya dalam keterangan resminya, Jumat 17/4/2015.
Saat ini, AirAsia memiliki jaringan yang luas lebih dari 190 kota tujuan. Dalam waktu 13 tahun beroperasi, AirAsia telah menerbangi lebih dari 280 juta pelanggan di Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, India, termasuk penerbangan hemat jarak jauh di Malaysia, Indonesia, dan Thailand.
AirAsia juga dinobatkan sebagai low-cost carrier (LCC) Terbaik di Dunia versi Skytrax selama 6 tahun berturut-turut dari 2009 hingga 2014.
“Tahun ini menjadi tahun yang paling menantang, namun seluruh karir saya memang tentang tantangan dan dengan semua tantangan, kita bisa belajar untuk menjadi lebih baik. Saya percaya kami telah membuat suatu kemajuan cukup signifikan dan sangat bersemangat menanti masa depan," jelasnya.
Dia menyatakan bakal berkomitmen untuk menghadirkan produk bernilai tinggi dan melakukan ekspansi jaringan di Asean dan kawasan lain.
“Saya juga ingin berterima kasih kepada seluruh staf di AirAsia, Tune, QPR, dan Caterham yang selama ini berada di sisi saya dalam melalui berbagai hal, dan atas dukungan dan kerja keras mereka. Bersama, kami akan membuat perbedaan di pasar,” pungkasnya.