Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor CPO Maret 2015 Kembali Naik

Kompas.com - 17/04/2015, 15:12 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Kinerja ekspor minyak sawit Indonesia pada bulan Maret 2015 menunjukkan perbaikan. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan pada Maret 2015 ekspor minyak sawit Indonesia tercatat 2,03 juta ton atau meningkat 13,6 persen dari 1,79 juta ton pada Februari 2015.

Sebagaimana diketahui ekspor minyak sawit pada Februari 2015 lalu menurun dari 1,8 juta ton pada Januari 2015 menjadi 1,79 juta ton pada Februari 2015. Secara kumulatif Januari-Maret 2015 ekspor minyak sawit naik 13,7 persen dari 4,93 juta ton pada Januari-Maret 2014 menjadi 5,6 juta ton pada Januari-Maret 2015.

“Kinerja ekspor Indonesia yang mulai bergairah ini didukung oleh kenaikan permintaan akan minyak sawit yang cukup signifikan dari China, Timur Tengah, Afrika dan Uni Eropa,” kata Direktur Eksekutif GAPKI Fadhil Hasan, dalam rilisnya, Jakarta, Jumat (17/4/2015).

China kembali naik

Menurut data yang diolah GAPKI, permintaan minyak sawit dari China kembali meningkat 138,5 persen pada Maret 2015 dibanding Februari 2015. Pada Februari 2015 lalu, permintaan dari China anjlok 61 persen dibanding Januari 2015. Permintaan minyak sawit dari China pada Maret 2015 tercatat sebesar 236.080 ton, naik dari 98.980 ton pada Februari 2015.

“Sepertinya pengembangan biodiesel di dalam Negeri Tirai Bambu ini sudah mulai berjalan dan ada kemungkinan CPO juga menjadi bahan dasarnya,” kata Fadhil.

Selain China, Negara Timur Tengah dan Afrika juga mencatatkan peningkatan permintaan akan minyak sawit yang cukup signifikan pada bulan Maret 2015. Negara Afrika membukukan kenaikan 57,3 persen dan negara Timur Tengah membukukan kenaikan 44,55 persen.

Secara mengejutkan, permintaan dari negara Uni Eropa tercatat terus tumbuh sepanjang tiga bulan pertama tahun 2015 ini. Pada Febuari lalu ekspor minyak sawit Indonesia ke Uni Eropa tumbuh 18 persen dan pada Maret ini kembali naik 29 persen dibanding Februari.

Permintaan pada Maret ini mencapai 392.000 ton. “Hal ini mencerminkan bahwa kebutuhan negara-negara Uni Eropa akan minyak sawit tak tergantikan meskipun negara Uni Eropa tidak ingin mengakuinya secara terus terang bahkan terus melaksanakan kampanye negatif minyak sawit terutama di Belgia dan Jerman,” jelas Fadhil.

Permintaan India turun
Sebaliknya permintaan dari India justru turun di saat negeri Bollywood ini kekurangan pasokan minyak nabati di dalam negeri. Permintaan minyak sawit dari Indonesia tercatat menurun 1,4 persen dibandingkan bulan lalu atau dari 439.720 ton pada Februari 2015 turun menjadi 433.780 ton pada Maret 2015.

“Akan tetapi sebaliknya impor minyak sawit India dari Malaysia justru meningkat cukup signifikan,” imbuh Fadhil.

Fadhil menambahkan, penurunan ekspor minyak sawit Indonesia yang cukup signifikan tercatat ke negara tujuan Amerika Serikat (AS) dan Pakistan. Kedua negara ini membukukan penurunan masing-masing 58 persen dan 52 persen.

Penurunan permintaan dari AS karena stok kedelai sebagai feedstock biodiesel yang meningkat di akhir Februari 2015, yaitu 58 persen dari 44 persen di Januari 2015 lalu. Sementara itu, industri biodiesel di negara Pam Sam ini sendiri masih mengalami stagnasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com