Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lippo Group Akan Buka 12 Rumah Sakit di Myanmar

Kompas.com - 20/04/2015, 21:17 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Lippo Group mengepakkan sayap usahanya di kawasan Asia Tenggara. Kali ini ada 12 rumah sakit akan dibuka di Myanmar, dengan total investasi tak kurang dari 500 juta dollar AS.

Wakil Chairman Lippo Group James Riyadi mengatakan, pekan lalu Lippo Group telah mendapat approval untuk meresmikan beberapa rumah sakit yang sudah diambil alih. Dalam waktu satu atau dua bulan ke depan rumah sakit tersebut akan diresmikan.

“Satu rumah sakit rata-rata investasinya 50-60 juta dollar AS. Pertimbangan memilih Myanmar karena Myanmar itu negara besar dan memiliki SDM luar biasa, sumber daya alam juga luar biasa,” kata James ditemui di sela-sela World Economic Forum on East Asia 2015, Jakarta, Senin (20/4/2015).

Dia menuturkan, 50 tahun silam, negara utama di Asia bukanlah Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina, melainkan Myanmar. Namun, kebesaran Myanmar bukanlah tanpa andil dari Pemerintah Indonesia.

“Presiden Indonesia saat itu Soekarno, dialah yang membuka Myanmar dan membantu Myanmar menjadi merdeka. Dialah yang membawa Myanmar ke dunia, dan mereka (Myanmar) sangat welcome (kepada Indonesia),” kata James.

Saat ini Lippo Group memiliki anak usaha yang bergerak di bidang kesehatan, yakni dengan bendera Siloam Hospitals. Jaringan rumah sakit Siloam sudah cukup banyak di Indonesia. Selain Myanmar, James mengatakan, Lippo Group juga akan menyasar Kamboja sebagai sasaran investasinya.

Rencananya, di setiap negara, Lippo Group akan menanamkan investasi antara 300 juta-500 juta dollar AS. “Rencananya investasi di rumah sakit, hotel, dan sekolah. Kamboja ini sedang dijajaki karena Lippo Bank adalah bank asing pertama yang masuk ke Kamboja 30 tahun lalu,” imbuh dia.

James memiliki pertimbangan untuk membenamkan investasi di jasa pendidikan. “Mereka (orang Kamboja) membutuhkan transformasi fisik dan manusia. Rumah sakit, sekolah, itu semua adalah transformasi manusia,” kata James.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com