Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tegaskan Lanjutkan Garap Proyek Smelter dan Kereta Api di Kalimantan

Kompas.com - 21/04/2015, 10:11 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia menegaskan komitmennya untuk melanjutkan kerjasama proyek pembangunan pemurnian bijih mineral (smelter) alumina dan kereta api di Kalimantan Barat. Hal ini disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla seusai bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Rusia Bidang Perekonomian Arkady Dvorkovich, di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (20/4/2015).

Diakui Kalla, kerjasama antara Indonesia dengan Rusia dalam proyek alumina dan kereta api bukan suatu hal yang mudah. Penyelesaian proyek ini berlarut-larut karena dua negara sama-sama mengalami permasalahan dalam negeri.

"Memang suatu kerja sama yang besar itu memang tidak mudah untuk kedua negara, karena ekonomi Rusia sama dengan ekonomi Indonesia sedang mengalami masalah-masalah, tapi mereka tetap konsisten melanjutkan dua proyek itu, alumina dan kereta api," tutur Kalla.

Mengenai nilai proyek ini, Kalla mengaku tidak tahu. Ia mengatakan, belum dilakukan survei kelayakan pengerjaan proyek. "Setelah survei, baru dihitung. Ada FS-nya (feasibility study atau studi kelayakan)," ujar Kalla.

Ia juga menyampaikan, kerjasama antara Indonesia dan Rusia telah terjalin sejak lama. Kedua negara pernah terlibat pembangunan pabrik Krakatau Steel yang menjadi pabrik baja pertama di Indonesia. "Rusia kita sudah punya hubungan yang panjang dan lama, jadi tergantung pada negara. Krakatau Steel itu dari Rusia, dulu kerja samanya, pabrik baja pertama itu, masih berjalan sampai sekarang, walaupun sudah diperbarui," tutur Kalla.

Kurang lebih lima tahun lalu, Rusia melalui Rusal menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Aneka Tambang untuk pembangunan smelter di Tayan, Kalimantan Barat. Nilai investasi yang dijanjikan kurang lebih 3 miliar dollar AS.

Di samping itu, Rusia telah menyatakan komitmennya untuk pembangunan rel kereta angkutan batu bara melalui perusahaan Kereta Api Russian Railways pada 2011. Namun, hingga kini, investasi yang dijanjikan Rusia untu pembangunan rel sepanjang 300 Kilometer itu belum terealisasi.

Wakil Perdana Menteri Rusia bidang Perekonomian Arkady Dvorkovich menyampaikan bahwa proyek kereta api ini tetap berjalan. Ia memastikan pengerjaan proyek dimulai pada tahun depan. Dvorkovich juga mengakui kondisi perekonomian Rusia tengah memburuk dalam beberapa waktu terakhir. Menurut dia, kondisi yang memburuk ini dipengaruhi nilai tukar mata uang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com