Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilangkan Subsidi untuk Bangun Infrastruktur

Kompas.com - 21/04/2015, 12:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan, dalam forum World Economic Forum on East Asia 2015, pemerintah tidak hanya memperkenalkan Indonesia tetapi juga kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan di bidang energi. “Pak Sudirman Said menyampaikan tentang kebijakan energi, energi baru terbarukan, dampak kita menghilangkan subsidi, dan kenapa kita menghilangkan subsidi adalah untuk membangun infrastruktur. Karena kalau kita terus gunakan anggaran untuk subsidi, infrastruktur tidak akan pernah terbangun,” kata Sofyan, Selasa (21/4/2015).

Sofyan lebih lanjut menegaskan pemerintah menghilangkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dengan maksud agar dana yang disediakan pemerintah bisa digunakan untuk kepentingan yang lebih penting, seperti pembangunan infrastruktur. Saat ini, dia bilang, banyak infrastuktur yang perlu dibangun oleh pemerintah Indonesia, mulai dari transportasi umum sampai kelistrikan. “Negeri ini kurangnya infrastrutkur. Itulah mengapa sedihnya orang Indonesia,” kata Sofyan.

“Kalau Anda tinggal di luar kota Jakarta, harus bangun jam 05.00 pagi untuk ke berangkat kerja menghindari macet. Lebih sedih lagi, anak masih kecil ditinggal pagi-pagi, dan pulang ke rumah sudah jam 21.00 malam. Oleh sebab itu, kita harus mendukung, karena infrastruktu adalah kebutuhan kita semua,” jelas Sofyan.

Sofyan melanjutkan, misalnya proyek Light Rail Transit (LRT) atau monorail sudah terbangun,  mobilitas orang menjadi lebih mudah. “Barangkali orang tidak perlu bangun jam 05.00, mungkin bisa 06.30, karena hanya butuh 30 menit untuk ke Jakarta, terhindar macet, dan waktunya bisa diperkirakan,” pungkas Sofyan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com