Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertalite Dinilai sebagai Modus Pertamina untuk Mencari Untung

Kompas.com - 22/04/2015, 09:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
- PT Pertamina (persero) dalam waktu dekat akan meluncurkan varian BBM baru bernama Pertalite. Dengan produk baru, Pertamina ingin menawarkan varian baru kepada masyarakat.

Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) Ahmad Safrudin menilai Pertamina hanya mencari keuntungan semata lewat Pertalite. Dengan alasan rugi, Safrudin melihat Pertamina ingin mencari pendapatan tambahan dari produk baru BBM tersebut.

"Sangat tidak mungkin Pertamina merugi, karena Pertamina tidak pernah menjual BBM dengan harga di bawah pasar," ujar Safrudin di Jakarta, Selasa (21/4/2015).

Safrudin memaparkan selama menjual BBM bersubsidi jenis premium, Pertamina selalu dibantu pemerintah melalui subsidi. Bahkan saat ini harga BBM premium sudah mengikuti mekanisme pasar, dilihat dari harga minyak dunia.

"Sekalipun ada kerugian, itu kan di subsidi oleh Pemerintah. Jadi sangat aneh jika Pertamina merugi," ungkap Safrudin.

Rencananya Pertalite akan dijual dengan harga di kisaran Rp 8.300 sampai Rp 8.500 per liter. Harga tersebut, menurut Safrudin sangat membebankan kepada rakyat, apalagi jika premium akan dihapus.

"Sangat tidak fair kalau kesalahan manajemen yang menyebabkan kerugian lalu dibebankan ke masyarakat," papar Ahmad.

Dari data Pertamina pada periode Januari dan Februari 2015 perseroan merugi 212 juta dollar AS atau setara dengan Rp2,7 triliun. Untuk itu Pertamina melakukan sistem otomasi untuk menghemat biaya distribusi BBM dan elpiji saat ini. (Adiatmaputra Fajar Pratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com