Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Paket Calon Bersaing Kursi Direksi BEI

Kompas.com - 04/05/2015, 08:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Akhirnya, tim-tim para calon direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) mendaftarkan secara resmi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Ada empat paket yang sudah mendaftar," ujar Nurhaida, Kepala Eksekutif bidang Pasar Modal OJK lewat pesan singkat kepada Kontan, Kamis (30/4/2015).

Keempat paket itu adalah paket yang dipimpin Samsul Hidayat, Abiprayadi Riyanto, Ronlad T Andi Kasim dan Tito Sulistio.

Samsul Hidayat bilang, timnya telah resmi menyampaikan dokumen resmi pendaftaran pagi hari. Namun, ia enggan mengatakan berapa banyak dukungan yang diperoleh dari para anggota bursa (AB).

Begitu juga dengan Ronald. Ia hanya bilang, pihaknya tidak sulit dalam menyamakan visi dan misi di antara masing-masing direksi. Maklum, paket Ronald mengalami sedikit perubahan. Awalnya, Reynaldi Hermansjah berencana mengikuti seleksi untuk duduk di kursi BEI. Namun, berhubung sulit menggalang dukungan sesuai ketentuan, akhirnya paket Reynaldi memberikan dukungan yang telah didapat ke paket Ronald.

Sebagai kompensasi, ada empat calon direksi dari paket Reynaldi bergabung ke paket Ronald. Mereka adalah Kristian Sihar Manullang, calon Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI; Bambang Widodo Siswowijoto, calon Direktur Perdagangan dan Kepatuhan Anggota BEI; Ignatius Girendroheru, calon Direktur Penilaian Perusahaan; serta Fifi Virgantaria, calon Direktur Teknologi Informasi.

Lebih lanjut, setelah lolos penyeleksian dokumen, maka para calon direksi BEI harus melewati uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test). Berdasarkan jadwal, mulai 1 Mei 2015-3 Juni 2015 akan dilakukan uji kepatutan dan kelayakan.

OJK akan membentuk komite fit and proper test yang terdiri dari lima orang. Ketua Dewan Komisioner OJK akan mengisi posisi sebagai ketua komite. Salah satu anggota komite bisa berasal dari eksternal. Biasanya, ia memiliki keahlian di bidang teknologi informasi (TI). Hingga saat ini komite fit and proper test belum dibentuk.

Namun, Nurhaida bilang, komite itu belum dibentuk dan akan segera membentuknya. Jika pada saat fit and proper test ada satu atau lebih posisi yang belum terisi akibat tidak ada yang memenuhi syarat, para paket bisa mengajukan nama lain. Batas pengajuan nama baru ini akan berakhir pada 11 Juni 2015. Setelah itu, pada 18 Juni 2015, OJK akan menyampaikan surat kepada direksi BEI saat ini terkait para calon terpilih.

Setelah itu, para calon direksi periode 2015-2018 akan disahkan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) BEI pada 25 Juni 2015. Asal tahu saja, belum tentu calon-calon terpilih ini berasal dari paket yang sama. OJK akan menentukan mana yang terbaik untuk masing-masing posisi dari setiap paket direksi.

Bahkan, bisa saja, calon yang mendaftar pada posisi tertentu terpilih untuk posisi lain jika OJK menilai ia lebih kompeten di posisi lain itu. Nurhaida bilang, pihaknya akan melihat latar belakang calon yang bersangkutan. Jika komite menilai si calon juga cocok di posisi lain, sebelum tes dilakukan, OJK akan menanyakan kepada mereka apakah siap diuji di posisi lain.

Jika bersedia, maka ia juga akan mengikuti ujian untuk divisi lain tersebut. Ini berlaku tidak hanya untuk posisi direktur, tetapi juga direktur utama. Jadi, bisa saja saat ini mencalonkan diri sebagai direktur utama, tetapi ia hanya lolos untuk jabatan direktur keuangan, maka jabatan itu yang akan diemban hingga tiga tahun mendatang. (Amailia Putri Hasniawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com