Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Proyeksi ADB atas Dampak Gempa Terhadap Ekonomi Nepal

Kompas.com - 04/05/2015, 18:26 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter yang mengguncang Nepal pada 25 April 2015 menimbulkan banyak kerusakan. Lebih dari 5.000 orang tewas dan 11.000 orang luka-luka.

Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memperkirakan, akibat gempa iniangka kemiskinan bertambah terutama di daerah perdesaan. Menurut lembaga itu, makin banyak orang yang akan jatuh di bawah garis kemiskinan NRs19,261 per orang per tahun.

Sebelumnya, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Nepal pada tahun ini mencapai 4,6 persen. “Kami sekarang memperkirakan bahwa tingkat pertumbuhan akan menurun menjadi 4,2 persen,” tulis pernyataan resmi ADB, sebagaimana yang dikutip pada Senin (4/5/2015).

ADB menyebutkan, jika gangguan dari sisi pasokan terus terjadi dalam beberapa pekan mendatang, maka pertumbuhan ekonomi bisa lebih turun lagi menjadi antara 3-3,5 persen.

Gempa Nepal telah melumpuhkan kegiatan produksi, terutama di sektor jasa, akibat rusaknya jaringan infrastruktur dan distribusi fisik. Sektor pariwisata juga terpukul karena sebagian besar hotel hancur. Meski sumbangan sektor ini terhadap PDB hanya 9 persen pada 2014 lalu, namun pariwisata merupakan salah satu sektor yang tumbuh paling cepat.

Selain itu, bank dan lembaga keuangan yang hanya sebagian beroperasi akan membatasi pasokan kredit untuk bisnis dan rumah tangga. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan pulih pada akhir 2016.

"Hujan yang diperkirakan lebih baik di tahun mendatang diharapkan meningkatkan produksi pertanian," lanjut ADB

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Produsen Catakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Catakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com