Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Melemah, BI Akan Rilis Bauran Kebijakan

Kompas.com - 06/05/2015, 15:50 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2015 yang rendah hanya berkisar di angka 4,71 persen, menjadi perhatian serius Bank Indonesia. BI pun akan segera meresponnya dengan mengeluarkan bauran kebijakan untuk mengembalikan perekonomian.

"BI akan terus lakukan kordinasi dengan pemerintah. Dan BI akan respon dengan bauran kebijakan dan lakukan kebijakan itu yang utama adalah dengan nilai tukar, policy rate, reserve, makro prudensial, komunikasi, kerja sama antar-bank sentral dan juga kordinasi dengan bank sentral," ujar Gubernur BI Agus Martowardoyo di Istana Kepresidenan, Rabu (5/5/2015).

Menurut dia, bauran kebijakan yang akan dirilis BI diperlukan untuk mengantisipasi faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perkembangan ekonomi di Amerika Serikat, Jepang, Eropa, dan Tiongkok perlu diwaspadai karena sangat berpengaruh pada komoditas yang diekspor Indonesia.

Meski demikian, BI melihat saat ini kondisi makro ekonomi dan sistem keuangan masih terjaga. "Dari nilai tukar kita 2014 1,8 persen depresiasi. Tapi negara Brasil, Turki, dan semua di atas 10 persen. Volatilitasnya tinggi," kata Agus.

Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I-2015 mengalami perlambatan. Berdasarkan tahun dasar konstan 2010, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 hanya mencapai 4,71 persen. Pada periode sama tahun lalu pertumbuhan ekonomi mencapai 5,14 persen (konstan 2010), atau 5,21 (konstan 2000).

Agus menilai lemahnya perekonomian saat ini disebabkan turunnya harga delapan komoditi andalan ekspor Indonesia sejak 2011. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2010-2012, ada periode super cycle, saat seluruh harga komoditas naik semua. Namun, saat ini delapan komoditas utama justru menurun.

"Jadi sangat dapat kita pahami kalau kita tidak lakukan hilirisasi atau tidak lakukan diversifikasi pasar akan berdampak kepada Indonesia, dan kita juga tahu kalau harga minyak sebagai salah satu komiditi utama turun harga komoditi lain cenderung turun," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com