Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zulqarnain, Ingin Menikmati Pensiun saat Umur 30 Tahun

Kompas.com - 07/05/2015, 06:06 WIB

KOMPAS.com - Pengalaman sehari-hari sering mendatangkan inspirasi untuk berbisnis. Seperti Mukhammad Zulqarnain Agus Rosano yang memperoleh ide untuk merintis clothing custom dari kesulitannya mencari celana yang sesuai dengan ukuran tubuhnya yang di atas rata-rata.

Berkaca dari pengalamannya, Zul, panggilan akrabnya, yakin banyak orang yang mengalami masalah serupa. Lantas, dia memberanikan diri terjun ke bisnis ini, setelah mengalami kegagalan berbisnis camilan.

Sejak kuliah, Zul memang telah menetapkan diri menjadi pengusaha. Pertama, dia beralasan ingin punya banyak waktu untuk keluarganya kelak. “Tidak seperti saya yang kurang kasih sayang karena selalu ditinggal orangtua bekerja,” kenang dia.

Kedua, dia ingin menikmati masa pensiun di usia 30 tahun. Tak heran, ketika menjejakkan kakinya di Kota Kembang, Zul langsung mengendus peluang bisnis yang ada.

Saat itu, sekitar tahun 2010, camilan seperti Ma Icih tengah jadi tren. Zul pun ikut mencicipi gurih bisnis camilan dengan menjual stik keju. Sayang, meski mampu menorehkan omzet hingga Rp 60 juta per bulan, pria yang masih kuliah di Universitas Padjadjaran Bandung ini terpaksa mengakhiri bisnis camilannya setelah berjalan setahun. “Saya bangkrut dan merugi, karena ada kesalahan pengelolaan,” ujar Zul.

Dia salah memberikan kepercayaan ke orang yang belum kompeten. Dia ingat, saat itu, uangnya benar-benar habis, hingga terusir dari kamar kos karena tak sanggup membayar. Zul pun akhirnya menyerah dan kembali ke kampungnya di Banyuwangi, Jawa Timur.

Tak butuh waktu lama, semangatnya berbisnis tersulut lagi setelah mendengar nasihat dari orangtuanya. Pertengahan 2012, ide berbisnis clothing custom segera muncul, karena menurut dia, usaha ini tidak butuh modal samasekali. Pria 24 tahun ini menawarkan pembuatan celana sesuai dengan pesanan kepada teman-temannya.

“Saya mengumpulkan foto-foto dari Google dan menawarkan celana secara door to door saat itu,” kenang Zul.

Kemudian, ia menjahitkan pesanan celana custom ini kepada penjahit di kawasan Pasar Baru, Bandung.

Berbagai lini bisnis

Kegagalan di bisnis camilan menjadi pelajaran berharga bagi Zul. Salah satu pelajaran adalah dia tidak menggunakan keuntungan dari berbisnis untuk kepentingan pribadi. Uang itu ia alokasikan untuk memperbesar bisnisnya. “Uang itu juga saya pakai untuk berpromosi,” kata Zul.

Lantaran fokus membangun usaha, bisnis clothing custom milik Zul kian berkembang. Apalagi, saat itu, belum ada kompetitor. “Ini sesuatu yang baru, orang bisa memilih apa yang menjadi keinginannya, baru diproduksi,” terang Zul. Produk Iwearzul mengincar pasar pada rentang usia 21 tahun hingga 27 tahun.

Permasalahan mulai muncul pada 2014, karena manajemen produksi yang belum rapi. Zul pun sempat berpikir untuk menyerah. Pasalnya, tidak seperti perusahaan garmen yang bisa sekali produksi lalu dijual, produksi clothing custom ini terus berjalan seiring dengan datangnya pesanan. “Ibarat dapur, kita harus ngebul terus,” tegas Zul.

Alhasil, dia harus berhitung produksi dengan tepat, baik soal pasokan kain hingga tenaga kerja, supaya tak merugi.

Dari situlah, Zul lantas mencoba berbagai sistem produksi dan mengujinya satu per satu. “Memang ada perusahaan yang menawarkan standar dan prosedur, tapi kami perlu menciptakan sistem sendiri, karena kami yang menjalani bisnis ini,” ungkap Zul.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com