Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Tak Mau Rugi Besar, BI Sarankan BUMN untuk "Hedging"

Kompas.com - 07/05/2015, 23:13 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyarankan semua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan lindung nilai atau hedging, saat melakukan pinjaman atau utang dalam dollar. Sebab, BI menyatakan risiko rugi besar bisa terjadi apabila BUMN tak lakukan hedging.

"Yang kita inginkan, jangan sampai BUMN kemudian jadi rugi besar hanya karena tidak lakukan pengelolaan risiko nilai tukar (dengan hedging)," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Kantor BI, Jakarta, Kamis (7/5/2015).

Namun, meski menyarankan BUMN untuk hedging, Agus tak memiliki target berapa BUMN yang kemudian mengambil keputusan tersebut. Saat ini, lanjut Agus, ada 3 BUMN yang sudah melakukan hedging, yaitu PLN, Garuda, dan Krakatau Steel.

"Tapi kita mau meyakinkan semua perusahaan khususnya BUMN yang punya tagihan dalam valuta asing harus bisa mengelola risiko dengan baik," kata dia.

Sebelumnya, Agus tampak khawatir dengan besaran utang tersebut. Ini disebabkan sebagian besar utang swasta dan BUMN itu adalah utang jangka pendek. Selain itu, 74 persen utang itu juga tak dilakukan lindung nilai atau hedging.

Dampak buruknya, jika nilai tukar rupiah terus merosot dan dollar semakin perkasa, maka utang bisa terkena dampak fluktuasi mata uang. Kondisi tersebut membuat Agus teringat dengan situasi 1998 silam. Saat itu kata dia, utang swasta dan BUMN begitu besar tetapi tak melakukan lindung nilai. Akibatnya, saat rupiah rontok perusahaan terkena imbas besar.

"Pengalaman kita pada tahun 1998 lalu, perusahaan kita yang pendapatannya rupiah, berutang dalam valuta asing itu tidak lakukan lindung nilai tapi juga pengembaliannya pendek, yaitu 1 sampai 3 tahun. Sedangkan pinjaman pemerintah itu 20 tahun. Jadi itu sangat berisiko," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com