Indeks dollar AS berbalik menguat hingga dini hari tadi setelah data kredit AS diumumkan membaik. Sentimen buruk mulai mereda ditandai oleh penguatan di pasar saham.
Komentar Gubernur The Fed, Janet L Yellen, mengenai indeks saham AS yang sudah terlalu mahal terbukti tidak berhasil mempertahankan sentimen negatif untuk waktu yang lama.
Investor global akan mengalihkan perhatiannya terhadap data tingkat pengangguran serta penyerapan tenaga kerja di sektor non-pertanian yang akan diumumkan malam nanti. Data yang baik akan mempertahankan tren penguatan dollar AS.
Di tengah buruknya data ekonomi AS, dollar AS justru menguat tajam di sepanjang hari kemarin. Rupiah melemah 0,9 persen hingga kemarin sore bersamaan dengan pelemahan kurs lain serta naiknya imbal hasil SUN.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, membaiknya ekspektasi pertumbuhan serta inflasi di Zona Euro ternyata memicu spekulasi pemangkasan jumlah stimulus ECB yang baru diluncurkan Januari tahun ini.
Akibatnya imbal hasil obligasi global naik dipimpin oleh obligasi Jerman. Penguatan indeks dollar AS akibat membaiknya data AS berpeluang menambah tekanan terhadap rupiah pada hari ini.
Kehadiran BI untuk menambah pasokan dollar AS di pasar valuta asing terpantau tidak terlalu agresif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.