Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Masalah Listrik, PLN Diusulkan "Dipecah"

Kompas.com - 12/05/2015, 11:44 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Se-Indonesia ( APPSI) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, permasalahan energi yang dihadapi Indonesia saat ini salah satu penyebabnya adalah fungsi PT PLN (Persero) sebagai perusahaan setrum negara yang masih belum maksimal menerangi seluruh wilayah.

“Ada masalah energi yang memang menjadi masalah utama yang kelihatannya terlalu jauh. Kami selalu sebut PLN terlalu jauh dari Gubernur. Kenapa sih enggak dipecah saja dan dikoordinir?” kata Gubernur Sulawesi Selatan itu dalam pertemuan Gubernur-Gubernur Se-Indonesia dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Andrinof Chaniago, Jakarta, Senin (11/5/2015) malam.

Padahal, menurut Syahrul, ketersediaan energi penting untuk menumbuhkan industri. Dia bilang, hilirisasi juga hanya mungkin tercipta jika ada energi. Dia pun menyarankan, agar PT PLN (Persero) dibagi menjadi beberapa bagian. “Mungkin PLN dibagi empat-lima. Kok Pelindo bisa, Telkom bisa?” kata Syahrul.

Ditemui usai pertemuan dengan Gubernur, Menteri PPN Andrinof Chaniago mengatakan, apa yang diusulkan APPSI merupakan usulan yang bisa dipertimbangkan. Bahkan, Andrinof mengaku sudah membahas perihal pembagian PLN tersebut dengan Presiden Joko Widodo.

“(respon Presiden) Disiapkan beberapa opsi. Bisa desentralisasi manejemen PLN, bisa juga pembagian divisi regional, bisa juga memecah perusahaan. Ada beberapa opsi,” ucap Andrinof.

Ketika ditanya kemungkinan terbesarnya, Andrinof mengatakan persoalan pembagian PLN akan dikaji oleh para pakar manajemen terlebih dahulu. Opsi-opsi ini juga sudah dikomunikasikan kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan tingkat menunggu realisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com