Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRI Targetkan Kredit Kelautan dan Kemaritiman Capai Rp 2,5 Triliun

Kompas.com - 12/05/2015, 13:24 WIB
Jessi Carina

Penulis


TAKALAR, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia menargetkan penyaluran kredit ke sektor kelautan dan kemaritiman hingga Rp 2,5 triliun tahun ini.

"Sasaran kredit kami adalah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di sektor kelautan dan juga perikanan dengan target debitor 10.000 orang," ujar Direktur Utama BRI Asmawi Syam di Takalar, Makassar, Senin (11/5/2015).

Hal tersebut dikatakan Asmawi dalam peluncuran program Jangkau, Sinergi, dan Guideline (Jaring) hasil kerjasama Otoritas Jasa Keuangan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang memang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas sektor maritim dan kelautan. Program ini juga diikuti oleh delapan bank dan beberapa konsorsium industri keuangan non bank (INKB).

Asmawi berharap dengan banyaknya bank yang berpartisipasi, tujuan program akan segera tercapai. Selain itu, dengan adanya program Jaring ini, kata Asmawi, BRI menginginkan hasil tangkapan ikan para nasabah bisa dikelola dalam industri pengolahan ikan.

Jika hal itu dilakukan, maka pendapatan nasabah bisa meningkat. Secara otomatis, daya angsur mereka ikut meningkat. "Dulu kan nelayan habis tangkap, jual. Sekarang tangkap, proses, jual," ujar Asmawi.

"Kita harapkan tangkap, lelang ada. Olah juga ada. Harus ada industri pengolahan. Kalau itu industri pengolahan otomatis butuh bahan baku kan. Inilah yang akan menggerak nelayan untuk berkontribusi menangkap lebih besar," kata Asmawi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com