Dwi mengatakan, untuk kontrak awal ini Pertaminan akan memasok sebesar 550.000 kiloliter per tahun. Pertamina berharap, kontrak kerjasama ini bisa ditingkatkan sesuai dengan permintaanAdaro yang mencapai 800.000 kiloliter per tahun.
Selain jual-beli BBM, kerjasama ini membuka peluang pemanfaatan aset milik Adaro, yakni tangki penyimpanan (storage) dan juga pelabuhan. Adaro memiliki empat tangki dengan kapasitas sebesar 72.000 kilolilter.
Menteri ESDM, Sudirman Said, dalam penandatanganan kerjasama antara Pertamina dan Adaro menyampaikan apresiasi dari kerjasama BUMN dan perusahaan swasta nasional ini. “Indonesia sedang berusaha meningkatkan cadangan operasional secara bertahap dari 22 hari menjadi 30 hari. Membangun storage perlu waktu. Sehingaga, semakin banyak fasilitas terpasang baik milik BUMN atau swasta yang bisa digunakan, akan memberikan manfaat bagi semuanya,” terang Sudirman.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno yang hadir dalam kesempatan sama, menambahkan, kerjasama antara BUMN dan perusahaan swasta bisa ditingkatkan di bidang energi.
“Grup Adaro ini sangat besar di Kalimantan dan Indonesia timur. Kami berharap Pertamina makin kuat di timur, untuk masyarakat luar dan usaha di sana,” kata Rini.
Sementara itu, Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir mengaku bersyukur dengan adanya kerjasama ini. Sebab Adaro sangat membutuhkan jaminan suplai bahan bakar.
“Ini merupakan satu momentum yang bisa kita tularkan ke perusahaan swasta dan BUMN lain. Demi kemajuan bangsa, sesama perusahaan nasional sudah seyogyanya kita bersinergi,” ucap Tohir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.