Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, sepanjang Januari-April 2015 impor mesin dan peralatan listrik mencapai 2,3 miliar dollar AS. Sepanjang Januari-April 2014, impor jenis barang tersebut hanya sebesar 2,19 miliar dollar AS.
“Yang naik adalah mesin dan peralatan listrik, terutama HP ya,” kata Sasmito, di Jakarta, Jumat (15/5/2015).
Dia mengatakan, kebanyakan impor mesin dan peralatan listrik-–termasuk ponsel-–paling banyak dari Tiongkok, Vietnam, dan Korea Selatan. Produk ponsel dari ketiga negara tersebut relatif murah.
“Memang (nilai tukar) dollar AS naik, tapi harganya (ponsel) turun tajam, karena adanya perang harga. Produksi mereka sudah banyak, jadi antar-negara produsen di ASEAN ini bersaing dengan harga. Dan kita pun mumpung kan? Mumpung harga murah. Jadi beli,” kata Sasmito.
Yang menarik, kata Sasmito, harga yang dibanderol produsen ponsel seperti Tiongkok kadang tak masuk akal. “Kadang-kadang harganya tak masuk akal. Kadang harganya jauh beda dengan barang serupa. Harusnya Rp 2 juta, dijualnya Rp 700.000. Tapi tidak tahu ya kualitasnya,” ucap Sasmito.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.