Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Triawan Munaf soal Expo Milan (1)

Kompas.com - 18/05/2015, 16:44 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Keikutsertaan Indonesia dalam Pameran World Expo Milano 2015 dirundung berbagai masalah. Bahkan, isu korupsi muncul kepermukaan sebelum kemudian Menteri Perdagangan Rachmat Gobel membantah hal tersebut.

Ketua Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengetahui cerita awal keikutsertaan Indonesia dalam Expo Milan 2015. Cerita itu ia dapatkan dari sahabatnya yang sekaligus Ketua Panitia penyelenggara Pavilion Indonesia di Expo Milan, almarhum Didi Peter.

"Pertama-tama, perlu saya jelaskan bahwa penyenggaraan Paviliun Indonesia di Milan ini sepenuhnya oleh swasta yaitu atas inisiatif almarhum Didi Petet sendiri dengan mengatasnamakan Koperasinya (Pelestari Budaya Nusantara/KPBN)," kata Triawan dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jakarta, Senin (18/5/2015).

Saat ini kata Triawan, kira-kira mendekati akhir tahun 2014, ia dihubungi oleh Didi Petet untuk meminta saran menggaet sponsor-sponsor untuk membiayai keikutsertaan Indonesia di Expo Milan 2015.

Saat itu kata dia, belum ada satu pun sponsor yang menyatakan bersedia menyokong dana. Padahal, apabila mengacu pada perhelatan World Expo serupa di Shanghai 2010, pemerintah sampai harus mengeluarkan biaya lewat APBN sekitar Rp 250 miliar hingga Rp 300 miliar untuk acara pamaren yang digelar selama 6 bulan tersebut.

Singkat cerita, lanjut Triawan, akhirnya Didi Petet dengan KPBN nya mendapatkan pinjaman yang dari pengusaha swasta sebesar Rp 4 miliar hingga Rp 5 miliar. Dalam perkembangannya kemudian, meski tak terlalu mengikuti penyelenggaran acara itu, Triwan diberi tahu langsung oleh Didi Petet bahwa dana yang terkumpul sebesar Rp 58 miliar.

"Saya sempat diberitahu oleh almarhum sewaktu masih di Milan sebelum pulang ke Jakarta dalam kondisi sakit, bahwa dana yang terkumpul dari para sponsor dan sudah terpakai itu baru sebesar Rp 34 miliar dari sekitar minimal Rp 57 miliar yang dibutuhkan. Hitung-hitungan almarhum pada awalnya diperkirakan dibutuhkan Rp 80 miliar," kata dia.

"Nah, dalam kondisi pendanaan yang cekak itu lah Expo Milan dibuka pada tanggal 1 Mei 2015 dengan segala keterbatasannya," lanjut Triawan.

Usai pembukaan Expo Milan pada 1 Mei 2015 lalu, seorang warga Indonesia di Milan mengunggah foto-foto keadaan Paviliun Indonesia yang sepi pengunjung di akun Facebook Wulan Putri-Roos. Dia juga menyayangkan keadaan Paviliun Indonesia yang dinilainya tak mencerminkan kebesaran Indonesia.

Setelah itu, desainer kenamaan Indonesia Kleting Titis Wigati mengungkapkan kekecewaannya melalui surat elektronik kepada wartawan. Dia kecewa acara fashion show yang rencananya akan ditampilkan di acara tersebut dibatalkan secara sepihak. (baca: Batal "Show Case" di World Expo Milano, Desainer Indonesia Tulis Surat Terbuka)

Minggu pagi, jagat dunia maya dibikin heboh oleh catatan wartawan senior Derek Manangka. Ia menulis di Facebook nya mengenai persoalan keikutsertaan Indonesia di Expo Milan 2015. Bahkan Derek juga menulis kemungkinan adanya indikasi korupsi dana Rp 80 miliar yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan (Kemendag). (Baca: Mendag Bantah Ada Korupsi dalam Perhelatan Expo Milan 2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com