Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Minta Menteri ESDM Dicopot

Kompas.com - 19/05/2015, 10:55 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, ikut bereaksi terhadap tudingan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Sudirman Said yang menyatakan bahwa mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dulu menghalangi pembubaran Petral.

Ramahdan menilai, tudingan Sudirman terhadap SBY merupakan fitnah. Karena itu, Ramadhan pun meminta Presiden Jokowi jangan hanya diam.  "Presiden Jokowi tak boleh mendiamkan fitnah menterinya itu. Dia Presiden. Jika pembantunya berbuat kesalahan fatal, ya Pak Jokowi jangan anteng saja. Menurut saya, Pak Jokowi, tolong disiplinkan menteri Anda. Menteri Sudirman layak di-reshuffle secepatnya. Menteri kok main fitnah, menuduh mantan Presiden pula," kata Ramadhan dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (19/5/2015).

SBY sebelumnya bereaksi keras atas tudingan Sudirman Said yang dilaporkan telah menyebut SBY tidak berupaya membubarkan Petral. "Saya amat terkejut dengan pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said yang menyerang dan mendiskreditkan saya, ketika menjadi Presiden dulu. Sudirman Said, melalui Berita Republika Online, mengatakan bahwa pemberantasan Mafia Migas selalu berhenti di Meja SBY," kata SBY seperti dikutip dari laman Facebook pribadinya, Senin (18/5/2015).

SBY kemudian mewanti-wanti Sudirman untuk mengklarifikasi pernyataan yang dia anggap menyerang tersebut. Ia pun memastikan telah membentuk Satgas Pemberantasan Mafia Hukum untuk memberantas para mafia di kejahatan dan penyimpangan.

Menurut Ramadhan, saat ini "bola" ada di Presiden Jokowi. Dia berharap Jokowi mampu bertindak tegas terhadap menteri-menteri yang dia dinilai melayangkan fitnah. Jika Presiden diam saja, Ramadhan yakin ada tidak beres dalam pemerintahan saat ini. "Jika Presiden Jokowi adem-ayem saja, berarti ada apa-apanya!," kata Ramadhan.

Saat menjadi pembicara dalam sebuah acara diskusi migas pekan lalu, Sudirman dilaporkan telah mengatakan bahwa  pada masa pemerintahan Presiden SBY, pembenahan mafia Migas kerap berhenti di meja kerja Presiden. "Beliau (Jokowi) bertanya banyak hal termasuk soal mafia. Saya jawab, Pak sebetulnya dahulu banyak inisiatif baik dari Pertamina. Namun selesai di sini. Di mana? Di Kantor Presiden karena Presiden (SBY) tidak mendukung," kata Sudirman Said dalam acara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com