Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Perdagangan: Kami Enggak Tahu Beras Plastik Asalnya dari Mana

Kompas.com - 20/05/2015, 17:07 WIB
Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com
- Temuan beras sintetis atau beras berbahan baku plastik di wilayah Kota Bekasi beberapa waktu lalu, membuat Menteri Perdagangan Rachmat Gobel geram. Rachmat menegaskan, selama dirinya menjabat sebagai Menteri Perdagangan tidak pernah sekali pun mengeluarkan izin impor beras, sehingga perlu dilakukan pengusutan terkait asal muasal beras sintetis tersebut.

"Kami enggak tahu beras sintesis itu asalnya dari mana, sumbernya juga belum jelas karena pemerintah tidak pernah mengeluarkan izin impor beras. Kasus ini sedang kita pelajari dulu apakah beras itu betul ada unsur plastiknya atau tidak. Saat ini masih dalam tahap uji laboratorium," ucap Rachmat, saat sidak ke sejumlah toko beras di Pasar Cibinong, Rabu (20/5/2015).

Rachmat menambahkan, berdasarkan laporan sementara, kasus temuan beras sintetis alias beras plastik itu baru terjadi di wilayah Bekasi. Namun, untuk mencegah sampai beredar ke wilayah lain, ia meminta semua Kepala Dinas Perdagangan di seluruh daerah untuk mengecek dan melaporkan peredaran beras di wilayahnya masing-masing.

"Enggak tahu di daerah lain, karena baru ditemukan di Bekasi saja. Tadi ada yang bilang kalau di Cipinang juga ada, mana saya tahu. Kita akan cek juga kalau memang di situ ada. Jadi, kawan-kawan kalau ada yang tahu temuan beras sintetis di tempat lain, tolong beritahu," kata Rachmat.

Kendati demikian, Rachmat punya jurus jitu untuk membedakan antara beras asli atau sintetis. Menurut dia, cara yang paling mudah membedakannya adalah dengan cara dibakar. "untuk tahu beras itu asli atau plastik, ya dibakar saja. Kalau meleleh, itu plastik," katanya.

Rachmat mengaku, setelah ditemukannya beras sintetis di pasaran, pihaknya langsung berkoordinasi dengan aparat kepolisian, bea cukai, dan BPOM untuk menelusuri sekaligus memperketat pengawasan beras di pasar-pasar.

Secara terpisah, Kepala Seksi Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bogor, Jona Sijabat mengatakan, sejauh ini dari hasil pemantauan dan pengawasan ke sejumlah pasar-pasar di wilayah Kabupaten Bogor, belum ditemukan adanya beras sintetis.

"Yang jelas kami terus lakukan pengawasan. Kalau memang ditemukan, kami akan tindak tegas," tutur Jona.

Untuk pasar-pasar yang berada di wilayah perbatasan antara Kabupaten Bogor dan Bekasi, akan menjadi prioritas pengawasan dari Disperindag Kabupaten Bogor. Sebab, tak menutup kemungkinan peredaran beras sintetis bisa masuk melalui jalur tersebut.

"Siapa tahu nanti bisa masuk di pasar-pasar yang berada di wilayah perbatasan. Saya juga heran, itu beras imitasi asalnya darimana, sedangkan pemerintah tidak pernah mengeluarkan izin impor," kata dia.

baca juga: Ini Tips untuk Mengenali Beras Sintetis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com