Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendag Khawatir Beras Dioplos Beras Plastik

Kompas.com - 20/05/2015, 18:17 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Isu beras plastik membuat Kementerian Perdagangan (Kemendag) khawatir. Pasalnya, isu tersebut bisa berdampak langsung kepada para pedagang beras. Namun, ada yang membuat Kemendag lebih khawatir lagi, yaitu beras oplosan.

"Khawatirnya begini, pertama khawatir bahwa ternyata itu benar (beras plastik). Kedua, ternyata beras itu dioplos (sebagian beras asli, sebagian beras asli). Kalau beras oplos itu lebih susah lagi melihatnya secara kasat mata," ujar Direktur Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kemendag Widodo kepada Kompas.com, Jakarta, Rabu (20/5/2015).

Dia menjelaskan, beras oplosan yang di dalamnya ada beras asli dan plastik akan membuat masyarakat sulit membedakannya. Kata dia, hal itu jauh berbeda dengan beras yang seluruhnya plastik.

"Kalau semuanya plastik pasti bisa kelihatan ya, tapi kalau dioplos (beras plastik dan asli) maka susah," kata Widodo.

Meski begitu, Kemendag belum bisa memastikan apakah temuan beras yang membuat geger masyarakat itu beras plastik atau bukan. Pasalnya, saat ini beras tersebut masih diuji di laboratorium Kemendag.

Hasil uji lab sendiri normalnya memerlukan waktu 3 sampai 5 hari. Namun, Kemendag mengatakan akan mempercepat uji lab itu agar benar atau tidaknya isu beras plastik itu bisa diketahui masyarakat.

"Yang di uji lab itu ya seperlunya saja, kita dapat berasnya dari konsumen akhir, yang sudah konsumen beli. Lalu beras dari dinas perdagangan Kota Bekasi," ucap dia.

Sebelumnya, Kemendag mendapat laporan bahwa beras plastik memiliki rasa yang berbeda dibandingkan dengan beras murni yang sehari-hari dikonsumsi. "Kalau saya baca itu bu Dewi (pelapor konsumen beras plastik) bilang rasanya kenyal seperti itu," ujar Widodo di kantor Kementerian Perdagangan, kemarin.

baca juga: Ini Tips untuk Mengenali Beras Sintetis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com