Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras Plastik, Pemerintah Harus Cek Sentra Beras

Kompas.com - 21/05/2015, 11:55 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pemerintah diminta mewaspadai produk pangan berbahaya yang masuk ke Indonesia. Di tengah beredarnya beras plastik di Pasar Bekasi, pemerintah harus segera melakukan monitoring terhadap sentara-sentra beras di Pulau Jawa.

Beras plastik yang beredar di Pasar Bekasi diduga berasal dari Tiongkok. Sebab, ramai diberitakan sebelumnya Tiongkok memproduksi beras palsu yang berasal dari kentang, ubi jalar dan limbah plastik. Bahkan, praktik penggunaannya dapat diakses dalam laman Youtube.

Atas peristiwa ini, pemerintah harus segera mengecek sentra-sentra beras yang tersebar di Pulau Jawa khususnya. Hal ini untuk mengantisipasi peredaran beras palsu. Sehingga celah impor beras illegal dapat tertutup. Disamping juga, evaluasi terhadap mekanisme impor pengadaan beras tujuan khusus.

"Beras tujuan khusus untuk restoran, hotel dan industry pariwisata. Ataupun beras yang masuk dalam rencana impor untuk stok pemerintah. Itu semua harus dikaji," tukas Anggota DPR RI, Rofi Munawar pada Kamis (21/5/2015) dalam keterangan tertulis.

Pemerintah juga harus menindak tegas distributor maupun pedagang yang melakukan penjualan beras ini. Tiongkok memang memilki sejarah dalam membuat makanan palsu. Harian The Global Times pernah melaporkan pada bulan Juli 2010. Perusahaan di Xi'an, Tiongkok telah membuat versi palsu secara ekspansif beras Wuchang. Caranya dengan mamasukkan bumbu penyedap dalam beras yang asli.

Jangan lupa, kasus susu formula yang menghebohkan tahun 2008. Susu formula yang dicampur dengan melamin dan menyebabkan kematian sedikitnya 6 bayi Tiongkok. (Mona Tobing)

baca juga: Ini Imbauan Mendag dan Mentan Soal Beras Palsu!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com