Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag: Sejauh Ini Beras Sintetis Hanya Ditemukan di Bekasi

Kompas.com - 22/05/2015, 18:36 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan, sejauh ini beras sintetis hanya ditemukan di Bekasi, Jawa Barat. “Sampai saat ini tidak ada laporan dari daerah lainnya, mengenai ditemukannya beras sintetis kecuali yang ditemukan di Kota Bekasi,” kata Rachmat, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (22/5/2015).

Saat ini, pemerintah tengah menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, dari sampel penyidikan yang dikumpulkan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri. Kemendag sendiri, lanjut Rachmat telah melimpahkan penangananan kasus dugaan tindak kriminal tersebut kepada pihak penyidik, dalam hal ini kepolisian. “Kemendag terus akan berkoordinasi memberikan data, soal perberasan dan pasar, untuk mempercepat penanganan kasus tersebut,” ucap Rachmat.

Terkait dengan kasus beras sintetis yang beredar di Bekasi, Rachmat mengatakan, Kemendag menyampaikan apresiasi kepada Dewi Septiani yang telah menjadi konsumen cerdas, dan menginformasikan kecurigaannya atas beras yang akan dikonsumsi kepada publik dan pemerintah. Selain itu, Kemendag juga mengapresiasi Pemerintah Bekasi yang sudah melaporkan hasil uji atas beras plastik tersebut.

Dengan partisipasi dari kontrol publik tersebut pemerintah bisa segera berkoordinasi dan melakukan langkah antisipatif agar peredaran produk yang diduga beras sintetis tersebut tidak meluas. “Kemendag berharap partisipasi seperti ini dapat dilakukan warga lain termasuk pedagang agar berperan aktif dan kritis untuk ikut mengawal peredaran komoditas pangan maupun nonpangan yang tidak memenuhi K3L,” tutur Rachmat.

Kepala BPOM Roy Sparringa mengatakan, BPOM sebagai emergency contact point dari International Food Safety and Quality Network (INFOSAN) di bawah World Health Organization (WHO), telah menanyakan kepada Infosan Pusat, apakah ada kasus serupa saat ini di luar Indonesia. “Kami telah mendapatkan informasi bahwa, tidak ada laporan tersebut di negara manapun pada saat ini. Namun, tentu ini menjadi perhatian dan WHO Infusan Pusat akan menanyakan, apakah ada di negara-negara yang dicurigai itu, apakah ada kasus. Tapi sejauh ini tidak ada kasus,” kata Roy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com