Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu Anggap Indonesia Masih Perlu Utang, Ini Alasannya...

Kompas.com - 24/05/2015, 23:04 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih memerlukan suntikan utang luar negeri lantaran anggaran yang masih defisit. Namun, pemerintah masih belum memberikan sikap apakah akan mengambil tawaran pinjaman dari Bank Dunia beberapa waktu lalu.

"Kondisinya belum memungkinkan (untuk tidak utang), kita masih harus utang kalau mau membangun lebih banyak," kata Bambang usai diskusi di Jakarta, Minggu (24/5/2015).

Menurut Bambang, utang bukanlah suatu hal aneh lantaran setiap era pemerintahan pasti mempunyai utang luar negeri. Bambang berpendapat, apabila Indonesia tidak ingin bergantung pada utang luar negeri, maka defisit anggaran harus segera diatasi.

Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan menggenjot penerimaan negara. Namun, sektor pajak yang menjadi tumpuan nyatanya tidak bisa diandalkan.

"Banyak orang bayar pajaknya enggak bener. Padahal kebutuhan pembangunan termasuk ke daerah besar. Kalau enggak mau utang, kurangi defisit. Itu saja," tutur Bambang.

Terkait tawaran pinjaman sebesar 12 miliar dollar AS dari Bank Dunia, Bambang mengaku pemerintah akan mencermatinya terlebih dulu disesuaikan dengan kebutuhan negara. "Kita lihat yang paling efisien, dan yang tingkat bunganya paling kecil serta tidak memberikan resiko ke pasar," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com