Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Tolak Klausul Tambahan soal Bank asal Indonesia

Kompas.com - 25/05/2015, 10:00 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui perjanjian dengan regulator jasa keuangan di Singapura belum memperoleh kemajuan seperti halnya dengan pihak Malaysia. Sebab, pihak Singapura masih belum sepakat dengan klausul dari pihak Indonesia mengenai jumlah bank Indonesia yang masuk ke Singapura harus sudah sama terlebih dahulu dengan jumlah bank asal Singapura yang memasuki pasar Indonesia.

Menurut Nelson Tampubolon, Anggota Dewan Komisoner OJK dan Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan, sebetulnya proses perundingan antara OJK dengan regulator jasa keuangan Singapura atau Monetary Authority of Singapore (MAS) bukan sedang menemui jalan buntu.

"Sebab prinsip resiprokal sudah kita sepakati dengan mereka sesuai yang tertuang dalam perjanjian kerjasama perbankan ASEAN dalam Asean Banking Integration Framework (ABIF)," kata Nelson di Jakarta, Selasa (19/5/2015).

Sayangnya, pihak Singapura menolak klausul tambahan dari Indonesia agar bank asal Indonesia diberikan izin masuk ke Singapura sesuai dengan jumlah bank asal Singapura yang sudah terlebih dahulu masuk ke pasar Indonesia.

"Ini yang membedakan dengan Malaysia yang sudah setuju akan hal ini. Jadi sementara belum bisa kita proses kalau ada bank asal Singapura lagi yang hendak masuk Indonesia," ujar Nelson.

Nelson membantah perbankan Indonesia mengalami keterbatasan permodalan sehingga belum bisa memasuki pasar Singapura. Menurut dia bank dari Indonesia saat ini sudah banyak yang memiliki modal besar.

"Saya kira lebih Singapura saat ini memang sedang menikmati kondisi saat ini. Sehingga kemarin ada beberapa bank asal Singapura hendak masuk Indonesia, kita tahan dulu," pungkas Nelson.

Saat ini, ada tiga bank asal Singapura yang sudah beroperasi di Indonesia. Antara lain Bank OCBC NISP, Bank UOB Indonesia dan Bank DBS Indonesia. Sementara belum ada satupun bank asal Indonesia yang bisa memasuki pasar di Singapura hingga detik ini. (Adhitya Himawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com