Catatkan Surplus, BI Bantah Motif Cari Untung

JAKARKA, KOMPAS.com -- Bank Indonesia (BI) mencatatkan surplus sebesar Rp 41,23 triliun pada laporan keuangan 2014 dibandingkan 2013. Surplus pada 2014 tersebut naik Rp 3,88 triliun.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Keuangan Intern Bank Indonesia Mubarokah, angka surplus itu bukanlah target BI. Pasalnya, BI tak pernah menargetkan surplus dalam keuangannya. "Jadi kita tidak punya target ini itu (untung), tidak pernah Bank Indonesia punya target surplus. Jadi tidak ada motif dari BI untung setinggi-tinggi nya," ujar Mubarokah di Kantor BI, Jakarta, Senin (25/5/2015).

Lebih lanjut kata dia, total penghasilan BI dari pelaksanaan kebijakan moneter 2014 sebesar Rp 89,08 triliun. Jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 68,54 triliun, pada 2014 BI kembali surplus Rp 20,54 triliun.

Selain itu, penghasilan dari pengelolaan sistem pembayarannya tahun 2014 mencapai Rp 355,19 miliar. Sementara itu, penghasilan dari pengaturan makroprudensial pada 2014 terjadi penurunan. Pada 2014, penghasilannya sebesar Rp 119 juta, sedangkan 2013 mampu mencapai Rp115,43 miliar. "Pendapatan dari penyediaan pendanaan sebesar Rpc257,03 miliar dan pendapatan lainnya Rp3,39 triliun. Jadi total pendapatan BI sebesar Rp 91,3 triliun pada 2014," kata Mubarokah.

Di sisi lain, BI juga menanggung beban pelaksanaan kebijakan moneter sebesar Rp 23,2 triliun, layanan sistem pembayaran Rp2,92 triliun, serta kebijakan dan pengawasan makroprudensial Rp77,85 miliar. "Sementara beban lain yaitu beban remunerasi kepada pemerintah sebesar Rp 3,51 triliun dan beban umum Rp 8,22 triliun. Total bebannya pada 2014 sebesar Rp 38 triliun," ucap dia.