Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuma Andalkan SDA, Pertumbuhan Ekonomi Wilayah di Bawah Nasional

Kompas.com - 25/05/2015, 21:25 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan Indonesia mengalami perlambatan ekonomi. Kenyataan menunjukkan pada kuartal I-2015 ekonomi hanya tumbuh 4,71 persen.

Dilihat dari wilayahnya, pertumbuhan ekonomi tersebut didorong dari sumber ekonomi yang berbeda-beda. Menariknya sejumlah wilayah yang mengandalkan ekonomi dari sumber daya alam justru mencetak pertumbuhan ekonomi di bawah nasional, 4,71 persen tersebut. "Papua dan Maluku, wilayah ini ekonominya tumbuh 3,7 persen, artinya di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Kenapa? Ini karena sangat tergantung sumber daya alam, tambang tembaganya Freeport harganya turun," kata Bambang dalam forum investasi dan perdagangan, Jakarta, Senin (25/5/2015).

Wilayah Sumatera juga menjadi salah satu yang mengandalkan sumber daya alam. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 hanya 3 persen.

Bambang menyebut, ketergantungan terhadap batubara dan CPO yang harganya tengah anjlok tidak mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. "Kalimantan adalah pulau yang paling terdampak penurunan harga komoditas, pertumbuhan ekonominya 1 persen,"imbuh Bambang.

Melihat kondisi ini Bambang berpesan agar tidak lagi terjadi "jebakan komoditas". Sulawesi menjadi salah satu wilayah yang bisa menghindar dari " jebakan komoditas ". Wilayah Timur Indonesia yang satu ini sudah mampu melakukan hilirisasi kakao dan nikel. Sehingga, pada periode sama, ekonominya tumbuh 7 persen.

Wilayah yang mengalami pertumbuhan ekonomi paling tinggi adalah Bali dan Nusa Tenggara, yakni sebesar 9 persen. Ini karena didorong pariwisata yang mendominasi perekonomian. Sementara Jawa hanya tumbuh sedikit di atas nasional, sebesar 5 persen. "Ini masih didorong manufaktur dan jasa utamanya komunikasi, perdagangan dan transportasi," pungkas Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com