JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan Indonesia mengalami perlambatan ekonomi. Kenyataan menunjukkan pada kuartal I-2015 ekonomi hanya tumbuh 4,71 persen.
Dilihat dari wilayahnya, pertumbuhan ekonomi tersebut didorong dari sumber ekonomi yang berbeda-beda. Menariknya sejumlah wilayah yang mengandalkan ekonomi dari sumber daya alam justru mencetak pertumbuhan ekonomi di bawah nasional, 4,71 persen tersebut. "Papua dan Maluku, wilayah ini ekonominya tumbuh 3,7 persen, artinya di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Kenapa? Ini karena sangat tergantung sumber daya alam, tambang tembaganya Freeport harganya turun," kata Bambang dalam forum investasi dan perdagangan, Jakarta, Senin (25/5/2015).
Wilayah Sumatera juga menjadi salah satu yang mengandalkan sumber daya alam. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 hanya 3 persen.
Bambang menyebut, ketergantungan terhadap batubara dan CPO yang harganya tengah anjlok tidak mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. "Kalimantan adalah pulau yang paling terdampak penurunan harga komoditas, pertumbuhan ekonominya 1 persen,"imbuh Bambang.
Melihat kondisi ini Bambang berpesan agar tidak lagi terjadi "jebakan komoditas". Sulawesi menjadi salah satu wilayah yang bisa menghindar dari " jebakan komoditas ". Wilayah Timur Indonesia yang satu ini sudah mampu melakukan hilirisasi kakao dan nikel. Sehingga, pada periode sama, ekonominya tumbuh 7 persen.
Wilayah yang mengalami pertumbuhan ekonomi paling tinggi adalah Bali dan Nusa Tenggara, yakni sebesar 9 persen. Ini karena didorong pariwisata yang mendominasi perekonomian. Sementara Jawa hanya tumbuh sedikit di atas nasional, sebesar 5 persen. "Ini masih didorong manufaktur dan jasa utamanya komunikasi, perdagangan dan transportasi," pungkas Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.