Jokowi menuturkan, secara nasional nilai NPL pada BPD masih sangat tinggi, yakni di kisaran 4 persen. Padahal, NPL bank-bank nasional lainnya hanya di kisaran 2 persen. "Perlu diawasi, pembenahan manajemen BPD ini perlu diawasi. Jangan sampai dibanding bank lain, NPL BPD tinggi sekali," kata Jokowi, dalam acara peresmian program transformasi BPD, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (26/5/2015).
Jokowi ingin NPL BPD dapat ditekan di angka 1 persen. Ia yakin BPD mampu menekan angka NPL itu karena jumlah dan beban tugasnya lebih ringan dibanding bank-bank nasional lainnya. "Logikanya kan begitu, BPD lebih sedikit, harusnya NPL bisa di bawah 2 persen, harusnya bisa 1 persen," ucapnya.
Selain itu, Jokowi juga mendorong agar BPD tidak terjebak dalam kelokalannya. Pasalnya, dengan bergulirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN sean (MEA), BPD dikhawatirkan akan semakin tergerus.
"BPD jangan mindset lokal, bahaya. Kalau enggak siap, ada yang tergilas nanti. Ini pertarungan sistem, SDM, dan mindset. Kalau enggak kita ubah, kita betul-betul tergilas," ungkap Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.