Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Klarifikasi Pertamina soal Tudingan Faisal Basri

Kompas.com - 27/05/2015, 08:52 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) memberikan klarifikasi atas pernyataan Faisal Basri, mantan ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, yang menyebut oknum BUMN migas itu bagi-bagi rente dengan pelaku .Stasiun Pengisian Bulk Elpiji  (SPBE) dari sisa elpiji tabung 3 kg.

VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyampaikan, untuk menjaga mutu produk LPG 3 kg, Pertamina menjalankan sistem standarisasi filling station (SPBE), termasuk di dalamnya adalah ketepatan alat ukur yang ditera metrologi setiap tahun, serta pelayanan pengisian yang prima.

Pertamina, sebut Wianda juga mengacu kepada syarat dan ketentuan yang ditetapkan pemerintah, baik kualitas maupun kuantitas isinya. Sebagai produk yang dipasarkan dalam kemasan tertutup, elpiji 3 kg memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri Perdagangan RI No 31/M-DAG/PER/10/2011 untuk menjamin agar konsumen tidak dirugikan dan benar-benar mendapatkan elpiji 3 kg sesuai dengan isinya.

"Dalam hal penukaran tabung kosong konsumen masih menyisakan elpiji, hal ini dimungkinkan mengingat secara teknis sisa elpiji sulit dikeluarkan tanpa menggunakan alat khusus (vakum)," kata Wianda dalam keterangan resmi, Rabu (27/5/2015).

Demikian pula, lanjut Wianda, pada saat dilakukan pemeliharaan tabung di retester. Untuk alasan keamanan, Pertamina mewajibkan agar tabung harus divakum dan dikosongkan. Di samping itu, secara rutin Pertamina melakukan kegiatan stock opname di depot elpiji dan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) setiap akhir bulan untuk menghitung stok elpiji yang ada.

"Apabila terdapat kelebihan atau kekurangan stok akan diperhitungkan sebagai stok awal di bulan berikutnya. Sehingga tidaklah benar bahwa Pertamina secara rente sengaja mencari keuntungan dari sisa elpiji tersebut," ujar Wianda.

Timbang ulang

Wianda juga menjelaskan, dalam pelaksanaan bisnis elpiji, seluruh stok elpiji yang ada di SPPBE adalah milik Pertamina. Sehingga pengukuran atas elpiji curah yang diserahkan ke SPBE/SPPBE dilaksanakan di titik serah depot Pertamina, dengan menggunakan jembatan timbang yang telah ditera oleh Dinas Metrologi.

"Pertamina tidak pernah melarang SPPBE untuk melakukan penimbangan ulang ataupun memiliki alat ukur sendiri. Bahkan Pertamina memfasilitasi desain layout SPPBE dengan opsi penempatan jembatan timbang," imbuh Wianda.

Selain itu, dalam rangka meningkatkan monitoring pergerakan stok elpiji di SPBE/SPPBE secara real time, saat ini Pertamina sedang melaksanakan Pilot Project penggunaan Mass Flow Meter di SPBE COCO (Company Operation Company Owner) alias SPBE yang dimiliki dan dikelola oleh PT  Pertamina.

Filling fee
Wianda menuturkan, Pertamina menyalurkan elpiji 3 kg berdasarkan penugasan pemerintah mulai tahun 2007 sejak adanya program 'Konversi Minyak Tanah ke Elpiji' yang setiap tahun dilakukan audit oleh auditor Pemerintah.

"Sejak tahun 2013, Pertamina sudah meminta perubahan formula harga patokan elpiji 3 kg yang salah satunya bertujuan untuk menyesuaikan tarif fee atau margin jalur distribusi (agen dan SPPBE) tapi hingga saat ini belum mendapatkan persetujuan," jelas Wianda.

Dengan mempertimbangkan margin Pertamina yang semakin menipis, sambung Wianda, maka hingga saat ini Pertamina belum menaikan tarif filling fee elpiji 3 kg, transport fee agen dan transport fee SPPBE (sejak Juni 2013). Namun, untuk kenaikan margin dan transport fee agen dan pangkalan, hal tersebut sudah diakomodasi melalui penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji 3 kg oleh Pemerintah Daerah yang harganya lebih tingggi dari HET nasional.

baca juga: Pada Tabung Elpiji 3 Kg Ada "Borok" Pertamina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com