Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu Lapor ke DPR Realisasi APBNP 2015

Kompas.com - 27/05/2015, 18:11 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan realisasi APBN Perubahan 2015 sampai dengan Jumat (22/5/2015) pekan lalu.

“Pendapatan negara yang sudah masuk sebesar Rp 508,6 triliun atau 28,9 persen dari APBN Perubahan 2015,” kata Bambang dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR-RI, Jakarta, Rabu (27/5/2015).

Pendapatan negara turun dibanding periode sama tahun lalu yang membukukan penerimaan hingga Rp 542,6 triliun. Salah satu penyebab utamanya adalah menurunnya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) minyak dan gas bumi (migas), lantaran harga minyak sudah jatuh jauh dibanding tahun 2014.

“PNBP migas sampai 22 Mei 2015 mencapai Rp 91,6 triliun atau 34 persen dari target. Sedangkan tahun lalu, pada periode sama mencapai Rp 119,9 triliun, ini saat harga minyak masih tinggi,” kata Bambang.

Penerimaan perpajakan terkumpul sebesar Rp 416,8 triliun atau 28 persen dari target. Realisasi penerimaan perpajakan juga lebih rendah dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 422,2 triliun atau 33,9 persen dari APBNP. Dari sisi belanja, total belanja hingga 22 Mei 2015 sebesar Rp 552,5 triliun atau 27,8 persen dari APBN Perubahan 2015.

Bambang merinci, belanja yang dikeluarkan terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 310,8 triliun yang terbagi untuk belanja K/L sebesar Rp 138,3 trilun dan belanja non K/L sebesar Rp 172,5 triliun.

“Belanja K/L ada keterlambatan, salah satunya karena APBNP baru disepakati pertengahan Februari. DIPA cair baru pertengahan Maret, dan ada perubahan nomenklatur utamanya Kemendikbud, sehingga pencairan baru bisa akhir April,” jelas Bambang.

Sementara itu, realisasi transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 241,7 triliun atau 36,4 persen dari pagu di APBN Perubahan 2015. Dengan realisasi pendapatan dan belanja tersebut maka defisit anggaran per 22 Mei 2015 sebesar Rp 43,9 triliun atau 0,38 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Pembiayaan yang didapat sebesar Rp 143,8 triliun. Jadi, intinya masih ada cash flow yang cukup besar untuk dibelanjakan lebih lanjut oleh K/L,” kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com