Meski begitu, ia menyebut, ekonomi Indonesia masih rentan. "Perbaikan sudah ada tapi masih rentan," ujar Gundy saat berbincang dengan media di acara DBS Macroeconomic Outlook, Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Dia menjelaskan, membaiknya makro ekonomi Indonesia bisa terlihat dari defisit transaksi berjalan menurun ke 3 persen dari PDB pada akhir 2014. Sebelumnya, pada semester pertama 2013, defisit transaksi berjalan mencapai 3,5 persen dari PDB.
Selain itu, perbaikan makro ekonomi juga terlihat dari meningkatnya cadangan devisa jadi 105 miliar dollar AS. Cadangan devisa itu dapat membiayai delapan bulan impor. Padahal,pada awal 2013 lalu, cadangan devisa hanya 85 miliar dollar AS.
"Utang luar negeri jangka pendek juga tetap stabil di sekitar 45 miliar dollar AS sejak 2013, berarti cadangan itu bisa membiayai lebih dari 200 persen kewajiban utang eksternal jangka pendek," kata dia.
Namun, kata Gundy, Indonesia pun masih rentan dengan berbagai risiko global. Salah satu bukti rentannya ekonomi Indonesia yaitu anjloknya nilai tukar rupiah pada kuartal I-2015. "Tantangan masih ada. Defisit transaksi berjalan tetap menjadi isu untuk Indonesia. Lalu juga terkait nilai tukar rupiah," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.