Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Berbagai Istilah Reksa Dana

Kompas.com - 02/06/2015, 06:07 WIB

Oleh Rudiyanto
@Rudiyanto_Zh

KOMPAS.com - Untuk Anda yang bukan berasal dari latar belakang keuangan dan investasi, ketika memiliki produk reksa dana biasanya akan menemui istilah dan dokumen yang mungkin asing. Dalam artikel kali ini, kita akan mengenalnya secara lebih mendalam.

Nilai Aktiva Bersih (NAB)
NAB juga sering disebut dengan Jumlah Dana Kelolaan atau Asset Under Management (AUM). Sesuai dengan namanya, NAB menyatakan seberapa besar dana kelolaan masyarakat yang terkumpul pada suatu reksa dana termasuk hasil pengembangannya.

Jika disebut NAB reksa dana berarti total dana kelolaan pada suatu reksa dana, namun jika disebut NAB Manajer Investasi berarti total dana kelolaan yang dipercayakan ke suatu perusahaan Manajer Investasi. Biasanya merupakan jumlah keseluruhan dari berbagai produk reksa dana.

Jumlah Dana Kelolaan merupakan suatu indikator seberapa percaya masyarakat terhadap Manajer Investasi atau Reksa Dana tertentu. Semakin besar berarti semakin besar pula kepercayaan masyarakat dan sebaliknya. Meski demikian, tidak ada ketentuan berapa baru disebut besar atau kecil.

Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), suatu reksa dana yang sejak diterbitkan harus mampu mengumpulkan dana kelolaan minimal Rp 25 Miliar selama 90 hari kerja berturut-turut. Jika tidak mampu, maka reksa dana tersebut harus dilikuidasi alias ditutup atau dibubarkan.

Besarnya Jumlah Dana Kelolaan tidak selalu berarti bahwa kinerja reksa dana itu pasti bagus, tapi bisa jadi merupakan hasil dari kegiatan pemasaran yang direncanakan dan dieksekusi dengan baik sehingga masyarakat mempercayakan dananya. Terkadang, kombinasi dari keduanya.

Ada juga reksa dana yang meski nilai kelolaannya kecil tapi kinerjanya cukup bagus. Hal ini bisa saja terjadi jika Manajer Investasi yang bersangkutan tidak memiliki agen penjual yang mumpuni atau tidak mampu memasarkannya dengan baik.

Unit Penyertaan (UP)
UP merupakan satuan transaksi reksa dana. Ketika masyarakat membeli reksa dana, maka dia mendapatkan Unit Penyertaan dari Manajer Investasi. Ketika suatu reksa dana dijual, maka Unit Penyertaan dijual kembali ke Manajer Investasi.

Jadi semakin banyak reksa dana dibeli oleh masyarakat, maka Unit Penyertaannya akan semakin banyak dan sebaliknya. Kepemilikan UP ini dapat diketahui dari surat konfirmasi transaksi yang dikirimkan oleh bank kustodian atau bisa juga mengeceknya melalui sistem yang disediakan oleh Manajer Investasi atau Agen Penjual.

Jumlah Unit Penyertaan yang dapat ditawarkan oleh reksa dana biasanya terbatas. Batasan tersebut ditetapkan dalam prospektus reksa dana namun dalam pelaksanaannya sangat fleksibel. Apabila sudah mendekati batas, maka Manajer Investasi dapat melakukan perubahan prospektus dengan mengubah batasan jumlah unit maksimum yang boleh ditawarkan.

Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/Up)
NAB/Up juga sering disebut dengan harga reksa dana. NAB/Up dihitung dengan membagi antara Jumlah Dana Kelolaan dengan Jumlah Unit Penyertaan.

Harga reksa dana tidak serta merta akan naik tinggi atau turun dalam meskipun terjadi pembelian dan penjualan dalam jumlah besar. Sebab ketika terjadi pembelian, Jumlah Dana Kelolaan akan naik yang berasal dari setoran dana masyarakat, namun di satu sisi Jumlah Unit Penyertaan juga bertambah secara proporsional.

Secara perhitungan, apabila tidak ada kenaikan pada harga saham dan obligasi yang menjadi portofolio investasi, maka harga reksa dana akan tetap karena dihitung dari pembagian Jumlah Dana Kelolaan yang bertambah dan Jumlah Unit Penyertaan yang juga bertambah.

Untuk transaksi penjualan juga sama. Penjualan akan menyebabkan Jumlah Dana Kelolaan menurun namun di satu sisi jumlah unit penyertaan juga akan berkurang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com