Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Jaminkan KTP, Kini Wahyu Sukses dengan Tas Merek Sendiri

Kompas.com - 07/06/2015, 22:47 WIB


KOMPAS.com -
Sekarang era wirausaha. Banyak orang tertarik menjadi pengusaha sejak muda. Bahkan, sejak duduk di bangku sekolah. Wahyu Adji Setiawan, salah satunya. Sejak duduk di bangku SMU, Adji, panggilan akrabnya, sudah biasa berjualan untuk menambah uang sakunya. “Saya jual barang-barang mode dari Bandung, seperti kaos, celana dan tas,” kata dia.  

Bisnisnya pun terus berlanjut saat Adji melanjutkan pendidikan ke Universitas Negeri Surabaya. Lantaran sering terlihat jualan, baru satu semester menjalani kuliah, dia mendapat tawaran untuk mengelola toko Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di kampusnya. Di toko itu, dia menjual beraneka barang, mulai dari aksesori HP, kaos, stiker, dan soft drink.  

Jiwa pengusaha yang terbentuk sejak muda pun memudahkannya untuk mencium peluang. Setahun kuliah, Adji memberanikan diri ikut tender kaos untuk mahasiswa baru. Dia pun berhasil memenangkan tender pembuatan 1.200 kaos.

Namun, setelah menemukan konveksi yang sanggup mengerjakan proyeknya, Adji mulai menghadapi masalah. “Uang mukanya tak cukup karena pabrik minta uang muka 50 persen, sementara dari kampus hanya cukup membayar 30 persen uang muka,” kata dia.

Dari situ, kemudian Adji belajar soal negosiasi, hingga akhirnya hanya perlu meninggalkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai jaminan. “Pasalnya, saya tak ada uang sama sekali,” ujar dia.

Lantas, satu per satu order berdatangan, baik pembuatan kaos maupun jaket. Tak hanya sesama mahasiswa, usaha Adji juga tercium oleh dosennya. Sekitar 2006, salah satu dosen menawari pria kelahiran Kebumen, 10 Maret 1986, ini order untuk membuat tas seminar sebanyak 200 unit, tapi hanya dalam seminggu.  

Tanpa pikir panjang, Adji lantas menyanggupinya dan memesan tas ke Tanggulangin, sentra produksi tas di Sidoarjo, Jawa Timur. Dari sinilah, Adji melihat kemudahan berbisnis tas dibanding kaos. “Konveksi banyak kendalanya, selain banyak ukuran, sering terjadi revisi yang membuang banyak waktu dan tenaga,” tutur dia.

Akhirnya, dia memutuskan banting setir bidang usaha, yakni pembuatan tas.


Langgar paten

Terjun ke dunia bisnis sejak muda, Adji cukup gesit menangkap pasar. Tak susah baginya memutar haluan, dari bisnis konveksi ke tas. Order pembuatan tas segera menghampirinya. “Banyak perusahaan di Surabaya yang memesan tas ke saya, baik tas untuk bepergian maupun tas untuk umroh atau haji,” kenang dia.

Namun, seiring berjalannya waktu, dengan makin banyaknya pesanan, Adji mulai menemui masalah dengan perajin. “Untuk mendapatkan perajin ini gampang-gampang susah,” ucapnya.

Dalam pengamatannya, perajin suka tak tepat waktu dan sering mendahulukan proyek yang lebih besar.

Dari masalah itu, Adji mengambil solusi mengatur para perajin dengan sejumlah perjanjian kontrak. “Salah satu pasalnya, jika terjadi keterlambatan, kami akan mengutip denda,” ujar dia.

Sebagai pengusaha, Adji tak boleh berhenti berpikir. Pemikirannya harus terus berkembang demi kemajuan bisnisnya. Dari pembuatan tas travel ini, dia tertarik untuk mengembangkan brand tas milik sendiri. “Idealisme saya sangat tinggi saat itu, ingin punya merek dengan desain sendiri,” jelas dia.

Maklum, Adji ingin merasakan tantangan dengan tas merek sendiri. “Akan lebih menyenangkan dalam desain, kami harus kreatif, tidak seperti tas pesanan yang desainnya monoton,” ungkap suami Icha Artyas Annariswati ini.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com