Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia Tenggara Bisa Menjadi Pusat Kewirausahaan

Kompas.com - 08/06/2015, 20:04 WIB


KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara bisa membuat kawasan ini menjadi pusat kewirausahaan. Di kawasan ini, pasar dan sosok wirausaha muda makin bertumbuh.

Catatan media daring TechinAsia edisi 31 Mei 2015 dalam artikelnya "10 promising Southeast Asian tech entrepreneurs under 30" menunjukkan bahwa ada 10 pengusaha muda berusia di bawah 30 tahun di Asia Tenggara yang menjadi pintu sukses masa mendatang. Dari jumlah itu, satu di antaranya adalah pendiri dan CEO laman Bukalapak.com Achmad Zaky.

Bisnis yang dikelola Zaky sudah mencatatkan nilai transaksi mencapai 80 juta dollar AS atau setara dengan Rp 1 triliun pada 2014. Bukalapak yang berdiri pada 2010 dari sebuah garasi kecil menjadi besar dan kini tumbuh secara eksponensial setiap tahun. Bukalapak adalah laman yang membuka diri untuk perdagangan dengan sistem elektronik (e-commerce).

Dari nol pengunjung dan pelapak saat awal berdiri, Bukalapak telah dikunjungi lebih dari 1 juta orang setiap harinya dengan lebih dari 200 ribu pelapak. “Tahun ini kami menargetkan bisnis Bukalapak bisa naik delapan kali lipat dibandingkan sebelumnya yang hanya naik empat kali lipat,” ujar Zaky.

Keyakinan pria berusia 28 tahun ini tak lepas dari dukungan investor Bukalapak, yakni Gree Ventures, Batavia, 500 Startups, dan Emtek Group. Keyakinan lainnya juga karena pasar e-commerce di Indonesia yang berpeluang terus tumbuh besar. Kondisi ini didorong oleh pengguna internet yang lebih dari 82 juta orang atau sekitar 30 persen dari jumlah total penduduk Indonesia. Dari jumlah itu ternyata hanya sekitar 7 persen yang pernah belanja secara daring. Itu artinya, pasar sistem perdagangan elektronik berpeluang untuk terus tumbuh menjadi besar.

Di sisi lain, dengan fokus consumer to consumer (C to C), Zaky yang mendirikan Bukalapak sebagai sebuah marketplace, juga ingin mendorong UKM-UKM di Tanah Air untuk mulai memanfaatkan internet. “Ini menjadi tantangan bagi kami di Bukalapak, bagaimana UKM-UKM di Indonesia bisa maju melalui online. Bagi saya internet telah menjadi tools yang sangat penting bagi UKM untuk membesarkan bisnisnya,” ujarnya.

Indonesia

Selain Zaky, dipaparkan juga pengusaha muda asal Indonesia yang juga berpengaruh di Asia Tenggara. Dia adalah Ferry Unardi (27), co-founder dan CEO Traveloka. Platform pemesanan tiket pesawat dan voucher hotel ini dikunjungi 4-7,5 juta pengunjung setiap bulannya. Pencapaian ini sangat jauh dibandingkan kompetitornya, Tiket.com, yang mendapat kurang lebih 1,95 juta kunjungan per bulan.

Bisnis Traveloka bisa tumbuh besar berkat bisnis e-ticketing yang berkembang pesat di Indonesia. Keberadaan Traveloka mampu mengalihkan 90 persen calon penumpang memesan tiket secara daring yang awalnya dilakukan secara manual.

Dengan dukungan East Ventures dan Global Founders Capital (dana yang dikelola oleh keluarga Samwer yang tenar melalui Rocket Internet), Unardi mampu memanjakan para konsumen dengan konsep one stop pemesanan tiket, sehingga mereka merasa nyaman.

Lalu ada juga Jason Lamuda (29), CEO Berrybenka, situs yang fokus menjual busana wanita muslim. Situs yang berdiri pada 2012 kini telah dikunjungi 590 ribu pengunjung pada April 2015 dan mendapat dukungan dana lebih dari 5 juta dollar AS dari Gree Ventures, Transcosmos, dan East Ventures.

Sebelumnya, bersama Ferry Tenka, pendiri Bilna yakni toko daring khusus untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga membangun Disdus pada 2010 yang sukses besar di Indonesia. Situs ini akhirnya diakuisisi oleh Groupon.

Tiga pengusaha muda asal Indonesia ini melengkapi pengusaha muda lainnya yang berpengaruh di Asia Tenggara. Sebut saja misalnya, Siu Rui Quek (27), co-founder Carousell. Situs yang berkembang di Singapura ini memberikan konsumen cara yang sangat mudah untuk membeli dan menjual melalui ponsel cerdas.

Bisnis Carousell kini berkembang pesat sejak didirikan pada 2012. Tercatat delapan juta item yang terdaftar, dua juta barang yang dijual dengan delapan transaksi setiap menit. Penampilan ini menarik dana serius, sekitar 6,8 juta dollar AS dari Sequoia Capital, 500 Startups, Rakuten Ventures, Golden Gate Ventures, 99.co (Darius Cheung), dan lain-lain. Hal ini telah melahirkan beberapa klon seperti Duriana dan Singapore Press Holdings 'Trezo.

Kemudian Thuy Thanh Truong (29), pendiri Tappy asal Vietnam. Hyperlocal social app ini mengusung konsep building Platform Weeby tempat situs ini mampu mengubah setiap lokasi menjadi komunitas online virtual tempat pengguna dapat menemukan orang yang menarik dan konten yang relevan.

Ada juga Farouk Meralli (29). CEO mClinica ini berusaha menjembatani perusahaan farmasi dengan distributor dan konsumen untuk menyiasati harga obat yang terlalu mahal. Salah satunya adalah Pfizer dan Johnson & Johnson.

Di laman itu, pasien yang mengunjungi apotek yang bermitra dengan mClinica dapat mengklaim diskon jika mereka memberikan nomor telepon mereka. Selanjutnya apotek mengirim rincian transaksi mClinica untuk mendapatkan penggantian dari perusahaan obat. Hasil akhirnya adalah transparansi dan efisiensi di pasar, yang menguntungkan semua orang. MClinica kini telah memiliki jaringan 1.400 apotek di tiga negara, dan memiliki dukungan dari investor seperti 500 Startups, IMJ Investment Partners, dan Kickstart Ventures.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com