Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Daya Beli Masyarakat, BI Diminta Serius Jaga Inflasi

Kompas.com - 09/06/2015, 01:33 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi XI DPR meminta Bank Indonesia memberi perhatian serius terhadap masalah inflasi yang dinilai tak pernah ditangani dengan instrumen yang memadai. Beberapa bulan terakhir, laju inflasi memukul daya beli masyarakat dan secara struktural berdampak pada kondisi ekonomi nasional.

"Padahal inflasi punya dampak yang luar biasa pada sistem ekonomi. BI rate tidak bisa turun kalau inflasi masih tinggi. Kredit bank tidak bisa turun kalau BI rate masih tinggi. Cost of fund kita buat sektor riil jadi mahal," kata anggota Komisi XI DPR RI, M Misbakhun, dalam rapat dengan Gubernur BI, Kementerian Keuangan, Bappenas, dan BPS, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/6/2015).

Menurut Misbakhun, manajemen pengendalian inflasi yang dilakukan oleh BI sebagai penanggung jawab dan pejaga stabilitas inflasi masih sangat amatir. Misbakhun mengaku sudah berkunjung ke berbagai daerah yang memiliki Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Namun, keberadaan TPID saja dianggapnya tidak cukup dan inflasi tetap terjadi akibat dalamnya masalah ekonomi. Kerap ditemukan juga tak ada kebijakan yang disiapkan selepas adanya kebijakan tertentu yang bisa memicu inflasi seperti kenaikan harga BBM.

"Yang seperti ini kan dampaknya bisa kita prediksi. Tapi karena cara menangani amatiran dan belum serius, akibatnya makin sulit," kata dia.

Padahal, lanjut politisi Golkar ini, BI memiliki instrumen besar yang bisa digunakan dalam bentuk cadangan dan surplus. BI seharusnya bisa menggunakan instrumen itu semisal dalam operasi pasar.

"Jangan lah cadangan hanya dibekap terus sama BI sendiri, kemudian digunakan untuk biaya operasional saja. Ini menurut saya sangat penting untuk mengontrol inflasi dengan baik," katanya.

Misbakhun pun meminta agar jajaran pemerintah menyiapkan asumsi makro untuk RAPBN 2016 secara lebih realistis sesuai kondisi di lapangan. "Kalau memang ada optimisme pertumbuhan itu akan naik, kenaikan paling masuk akal berapa? Saya mendukung optimisme Pemerintah. Tapi harus realistis dan harus bisa diterima pasar dengan baik," kata Misbakhun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com