Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Indonesia Masih Takut Investasi di Pasar Modal

Kompas.com - 10/06/2015, 15:05 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis


PALEMBANG, KOMPAS.com
- Direktur Pengaturan Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Gonthor R. Aziz mengatakan, sebagian besar mental masyarakat Indonesia masih terpaku pada menabung, belum untuk berinvestasi.

"Mental masyarakat masih menabung belum berinvestasi di pasar modal, masih takut-takut dan hati-hati," kata Gonthor dalam Program jurnalistik keuangan yang digelar OJK, di Palembang, Rabu (7/2015).

Sejauh ini, kata dia, baru 800.000 investor yang tercatat di pasar modal dengan berinvestasi di sektor saham, reksa dana, dan obligasi.  Sebagian besar investor berada di Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali.

Ia mengatakan, setidaknya dibutuhkan tiga modal bagi masyarakat yang hendak terjun ke pasar modal. Pertama, modal finansial. Kedua, kemampuan menganalisa informasi secara umum, terutama persoalan perekonomian, politik, dan lainnya. Ketiga, tersedianya waktu untuk memantau perkembangan pasar modal.

Gonthor menyarankan, untuk masyarakat yang hendak terjun dalam kegiatan investasi pasar modal hendaklah memilih reksa dana terlebih dahulu. "Reksa dana lebih sederhana dan ada perusahaan yang ditunjuk sebagai manajer investasi, sambil investor baru itu terus belajar terkait pasar modal," papar dia.

OJK hingga sejauh ini terus melakukan edukasi kepada masyarakat luas terkait investasi di pasar modal. Ia memperkirakan dalam beberapa tahun mendatang investasi akan makin banyak diminati seiring dengan pemahaman masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com