Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paku Koin Rp 100 di Pagar, Anggota DPR Ini Bisa Kena Pidana

Kompas.com - 11/06/2015, 10:26 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Temuan penggunaan uang koin Rp 100, yang dijadikan penyangga paku pagar rumah aspirasi seorang anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kalimantan Timur (Kaltim) Luther Kombong, sudah bisa dibilang perusakan mata uang yang merupakan simbol negara itu.

Bank Indonesia (BI) bahkan menyatakan bahwa perusakan rupiah dengan sengaja itu bisa masuk ranah hukum. Hal itu mengacu pada Pasal 35 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.

"Itu sudah masuk ranah hukum apakah memenuhi unsur-unsur merusak," ujar Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Peter Jacobs kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (11/6/2015).

Apabila mengacu pada Pasal 25 ayat (1) UU Mata Uang, setiap orang dilarang merusak, memotong, menghancurkan, dan/atau mengubah rupiah dengan maksud merendahkan kehormatan rupiah sebagai simbol negara. Penegasan hukuman pidana kemudian tercantum dalam Pasal 35 ayat (1).

Dalam pasal itu disebutkan, setiap orang yang dengan sengaja merusak, memotong, menghancurkan, dan/atau mengubah rupiah dengan maksud merendahkan kehormatan rupiah sebagai simbol negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) bisa dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 1 miliar.

Lebih lanjut, kata Peter, masyarakat harus lebih peduli untuk menjaga rupiah karena merupakan simbol negara. "Ya, sebaiknya uang diperlakukan dengan baik karena itu alat bayar yang sah di Indonesia," katanya.

Sebelumnya, warga Samarinda, Kalimantan Timur, kaget dengan temuan uang koin Rp 100 yang dijadikan penyangga paku. Rumah aspirasi ini terletak di Jalan Sei Kelian, Samarinda. Rumah tersebut berseberangan langsung dengan rumah pribadi milik Luther Kombong.

Temuan ini didapat setelah sejumlah warga mencoba menyampaikan aspirasi terkait sebuah perusahaan yang belum membayar gaji karyawannya. “Tadinya ke sini mau menyampaikan aspirasi. Tapi baru mau masuk rumah, ada yang ganjil. Pas berdiri di depan pagar, kita lihat banyak uang koin Rp 100 dijadikan ring (penyangga) paku untuk pagarnya. Ini kan penghinaan bagi warga yang masih banyak kesulitan hidup. Makanya, saya tanya NKRI Pak Luther masih ada enggak sih,” kata seorang warga Samarinda, Dayat, Rabu (10/6/2015).

Berdasarkan pantauan di lapangan, terlihat uang koin Rp 100 ini dipasang dengan posisi terbalik. Lambang garuda tampak di depan, kemudian bagian tengahnya dipaku yang merekat ke pagar. Uang koin tersebut berguna untuk menyangga paku agar tidak dol.

Terlihat, hampir di sekeliling pagar tersebut terpasang uang koin tersebut. “Ini penghinaan pada bangsa. Lambang garuda pada koin malah dipaku, padahal Pak Luther kan tahu, garuda lambang Indonesia,” ujar dia lagi. (Baca: Koin Rp 100 Dijadikan Tatakan Paku Pagar, Anggota DPR Diprotes)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com